Mohon tunggu...
Dhul Ikhsan
Dhul Ikhsan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pribadi

"Confidence is fashion" Follow, coment, and like IG : @sandzarjak See you there.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Merasakan Atmosfer Piala Dunia di Taman Hutan Kalibata

7 Juli 2018   02:24 Diperbarui: 12 Juli 2018   15:16 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bola itu bundar". Istilah tersebut merujuk pada olahraga sepakbola. Logis, namun mengandung unsur ketakterdugaan; bola bisa meluncur kemana saja, di mana takdir terkadang lebih menentukan hasil ketimbang prediksi matematis kaki.

Dikarenakan bundarnya sang objek, kemenangan tim yang bertanding dalam sepakbola selalu berbalut drama.

Kita bisa saksikan beberapa kontroversi dalam perhelatan sejagat Piala Dunia. Ada gol "tangan tuhan" milik Maradona di tahun 1986 saat bola menyentuh tangannya hingga masuk ke gawang lawan. Momen itu sangat berkesan karena masuknya sang bola dianggap sah. Maka, jadilah Argentina merengkuh juara dunia.

Lain halnya dengan Inggris. Tim the Three Lions ini selalu gagal adu pinalti. Bayangkan, 22 tahun gagal! Selama keikutsertaannya di pertandingan internasional mereka tidak pernah satu pun mampu lolos adu pinalti. 1990, 1996, 1998, 2004, 2006, dan 2012; baik di Piala Dunia maupun Champion Eropa.  Padahal, tim Inggris memiliki permainan yang cepat, dan selalu dijagokan sebagai pemenang.

Itulah fenomena bola berbentuk bundar. Bisa buat blunder, bisa juga sebagai takdir pahit bagi peserta pertandingan.

Tahun Bola di 2018

Piala Dunia kali telah memasuki edisi ke-21. Perhelatan sepakbola terbesar di dunia kali ini diadakan di timur Eropa dan menjadi yang pertama kalinya. Demi kesuksesan acara akbar tersebut, Rusia menyiapkan stadion-stadion terbaik yang tersebar di 2 benua berbeda; di wilayah teritorial negara mereka.

Berbeda dengan di Indonesia. Euforia Piala Dunia tahun ini berbarengan dengan libur lebaran dan panasnya gelaran Pemilukada serentak. Oleh karenanya,  semangat ajang bergengsi olah raga sepakbola kelas dunia itu tidaklah seantusias di belahan dunia lain.

Jika diibaratkan dengan meluncurnya bola di lapangan, momen keseruan Piala Dunia di Indonesia layaknya pemain menunggu kesempatan pas melesakkan bola ke gawang lawan.

Itulah kondisi yang saya perhatikan saat menonton babak penyisihan grup World Cup Russia 2018 di beberapa tempat.

Salah satunya di Swiss-Cafe, Swiss Belresidences Kalibata, Jakarta.

Cafe yang saya maksud ini berada di lantai 1, hotel bintang 4. Untuk mencapai venue yang dimaksud bisa menggunakan KRL dan turun di stasiun Duren-Kalibata. Tepat di seberang stasiun itulah, Swiss-Cafe berada.

Suasana hotel sangat teduh. Hal itu dikarenakan konsep lingkungannya mengusung Green Living, di mana terdapat area taman hutan di dalamnya. Cukup menakjubkan juga karena konsepnya agak berbeda dengan hotel bisnis lainnya di bilangan Jakarta. Mereka menyebut area taman hutan tersebut dengan Treepit.

Dokpri
Dokpri
80% tanah di jalan Kalibata Raya no.22 ini memang diperuntukkan sebagai serapan air. Tanaman-tanaman besar tumbuh subur di area Treepit. Biasanya, venue digunakan sebagai acara-acara formal dan event besar karena mampu menampung hingga 1000 orang bersama kehadiran Jade Lounge.

Hingga perhelatan Piala Dunia berlangsung, Swiss-Cafe akan dijadikan tempat nonton bareng. Mulai dari penyisihan grup hingga perebutan juara ketiga nanti. Gratis.

Saya berkesempatan hadir menikmati layanan Swiss-Cafe saat pertandingan fase grup. Jepang vs Kolombia. Tim Samurai Biru mampu mendominasi tim dari benua Amerika tersebut, dengan jumlah skor 1-2.

Saat Jepang mampu menguasai bola, saya dan kawan justru berbagi pizza khas dari Swiss-Cafe. Harganya kurang dari seratus ribu rupiah. Namun potongannya sangat banyak tersedia.

Seminggu pasca libur lebaran, bangku teras caf dipenuhi tamu hotel. Paras mereka tampak dari timur tengah. Sekeluarga mereka menatap layar yang terpasang lebar di sana.

Sepertinya, sekeluarga itu menanti pertandingan tim Mesir; dan Muhammad Salah di bangku cadangkan. Alasan itu lah kenapa pengunjung dari luar hotel belum tampak batang hidungnya. Mungkin.

Atau bisa jadi, belum banyak warga Jakarta balik dari kampungnya. Sehingga, atmosfer Piala Dunia 2018 belum tampak di ibukota.

Berbeda ketika di tanggal 25 Juni-nya saya kembali datang dengan beberapa kawan-kawan blogger ke Swiss-Cafe. Pertandingan Rusia vs Uruguay cukup menarik untuk ditonton bersama. Namun yang paling menarik perhatian adalah, bangku cafe mulai dipenuhi pengunjung dari luar maupun tamu hotel yang baru selesai santap malam.

Seperhitungan saya, ada sekitar 20-an orang hadir pada saat itu.

Dokpri
Dokpri
Saat bola yang ditendang Luis Suarez masuk ke gawang Rusia, kami riuh. Begitu juga ketika kaki Cheryshev tak sengaja mengantarkan bola ke gawang sendiri; kami berteriak histeris. Uruguay serasa mendapatkan hadiah cuma-cuma.

Kemenangan tim yang pernah mengangkat piala Jules Rimet itu pun makin paripurna ketika Cavani mengantarkan si bundar ke sarang tim beruang merah. Hasil akhir menjadi 3-0.

Pernak-Pernik Piala Dunia

Akses masuk ke dalam hotel sangat dipermudah. Hal ini dikarenakan pihak manajemen hendak membuat kesempatan langka ini menjadi istimewa.

Swiss-Belresidences Kalibata Jakarta mengantongi ijin siar dari K-Vision. Mulai tanggal 14 Juni hingga 15 Juli 2018 ini Swiss-Cafe akan disulap sebagai tempat yang pas dan nyaman bagi para Bola Mania di Jakarta.

Dokpri
Dokpri
Bertujuan mengakomodir kebutuhan para penggemar bola dan komunitas-komunitas lainnya, manajemen Swiss-Belresidences Kalibata menyediakan Big Screen, pernak-pernik dekorasi musim bola juga jadwal pertandingan yang lengkap.  

Musim yang penuh dengan euforia. Langka, karena hanya hadir tiap empat tahun sekali. Ke Swiss-Cafe tak hanya sekedar menikmati suasana restoran yang santai dan bisa menonton gratis, tamu-tamu juga akan disuguhkan berbagai menu istimewa yang siap di-order sambil menonton pertandingan yang sedang berlangsung.

Spot-spot lantai ground dan lantai satunya pun tak kalah menarik. Dekorasi bergaya modern-Gatsby nan mewah. Baik pengunjung maupun tamu diberikan kebebasan mengabadikan diri di sudut-sudut yang dikira memenuhi kriteria imajinasi kreatifnya.

Dokpri
Dokpri
Bahkan, bagi sesiapa yang memasangnya di akun pribadi Instagram-nya akan dihadiahi 2 tiket gratis nonton bareng Grand Final Piala Dunia senilai Rp 500.000,-.

Info lebih lanjut mengenai kontes selfie Instagram World dapat dilihat di sini : https://bit.ly/2m05A7a

Yup, pada pertandingan puncak, yang jatuh pada tanggal 15 Juli 2018, Swiss-Belresidences Kalibata Jakarta mengadakan acara menonton bola bersama di Jade Lounge.

Bertemakan "From Kalibata to Rusia", pihak hotel menyuguhkan All-You-Can-Eat Buffet dengan menu dari berbagai negara peserta Piala Dunia. Selain seru, suasananya juga dipastikan nyaman dan eksotis, karena lokasi berada tepat didekat Treepit Area, yaitu taman hutan nan-hijau di tengah-tengah komplek antara Hotel dan apartemen.  

Cukup dengan IDR 250.000net/orang saja, acara ini sudah termasuk hiburan Life Band, Door Prize, tersedia juga Photo Booth Corner, serta dapat membawa pulang Souvenir.  Perkembangan pertandingan Piala Dunia juga dapat dilihat di IG @pialadunianobar dan @swisbelresidenceskalibatajkt.    

Jika lapar dan kebetulan sedang berkunjung ke Swiss-Belresidences Kalibata Jakarta, tidak ada salahnya bila Anda mencoba memesan Soto Betawi.  Terinspirasi oleh Hari Ulang Tahun Jakarta yang jatuh pada tanggal 22 Juni 2018, menu istimewa ini tersedia di di Swiss-Cafe hanya seharga IDR 88.000net/porsi.  Mau nonton bola rame-rame sambil silaturahmi juga bisa. Ada paket Halal-Bihalal mulai dari IDR 168.000net/orang, yang siap mengakomodasi kebutuhan social gathering tamu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun