1. Ikutilah keinginan anak dulu, lalu arahkan sesuai keinginan orangtua
Anak cenderung agresif saat mereka merasa tidak nyaman dalam rutinitasnya. Mereka akan menangis sebagai cara termudah untuk mengungkapkan ketidaknyamanannya.Â
Tangisan anak biasanya disertai dengan permintaan yang bertujuan membantunya mengembalikan kenyamanan.
Tangisan anak ditanggapi beragam oleh orangtua. Pada umumnya, orangtua langsung menuruti segala permintaan anak tanpa berpikir panjang.Â
Orangtua hanya berpikir cara untuk menghentikan tangisan anak agar tidak mengganggunya. Namun, bagi anak, perlakuan orangtua saat menuruti keinginan mereka di saat menangis, dianggapnya sebagai senjata ampuh. Mereka akan selalu menggunakan tangisannya untuk meminta sesuatu pada orangtuanya.
Tidak salah jika orangtua bertindak spontan saat menuruti permintaan anaknya. Namun setelah itu, orangtua perlu memberikan tanggung jawab pada anak sebagai imbalan atas hadiah yang diterimanya.Â
Orangtua juga perlu membiasakan anak untuk mendapatkan keinginannya dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.Â
Bukan berarti orangtua tidak ikhlas saat memberikan hadiah pada anaknya, melainkan sebagai salah satu bentuk latihan agar anak mengerti bahwa tidak ada barang gratis di dunia.
Rutinitas baik yang diulang selama bertahun-tahun akan membentuk karakter hidup sang anak menjadi lebih bertanggung jawab pada setiap permintaannya dan tidak sembarang meminta sesuatu sekalipun mereka dalam kondisi tidak nyaman.
2. Alihkan perhatian dan jelaskan alasan dari penolakan
Tantangan kedua saat orangtua menghadapi perubahan perasaan anak adalah permintaannya yang luar biasa. Apalagi saat anak menangis sambil merengek meminta sesuatu.Â