Kita begitu mudahnya untuk meremehkan orang lain. Lagi-lagi, kita gunakan bentuk fisik, cara berkomunikasi, harta benda, serta tingkat pendidikan seseorang sebagai tembok yang menghalangi kita untuk belajar darinya.Â
Begitu melihat guru kita lebih miskin, maka kita lalu menganggapnya lebih bodoh. Padahal bisa saja sang guru mendapatkan beasiswa untuk menempuh pendidikan tinggi di luar negeri dan berpengalaman bertahun-tahun bekerja di perusahaan asing.Â
Jadi, kita harus melihat seseorang dari pengetahuan dan pengalamannya secara nyata melalui bukti nyata bukan sekedar ceritanya belaka.
Keempat, berlatih dan terus berlatih untuk mengembangkan kesukaan kita agar lebih baik dan sempurna.Â
Seorang penyanyi profesional tetap menjalankan latihan meskipun dia belum mendapatkan tawaran bernyanyi dalam sebuah acara atau konser. Mengapa demikian? Karena baginya melatih bernyanyi merupakan kesukaan yang mengalir dalam tubuhnya seperti darah.Â
Sang penyanyi menganggap Jika latihan menjadi bagian dari hidupnya. Tanpa berlatih bernyanyi setiap hari, maka seorang penyanyi akan kehilangan separuh hidupnya. Kita pun harus melakukannya.Â
Jika kita ingin menjadi seorang kameramen handal, maka berlatihlah untuk menggunakan kamera setiap hari.
Jika kita ingin menjadi seorang pembicara publik yang baik, maka berlatihnya bicara setiap hari.Â
Begitu pula Jika kita ingin menjadi seorang penulis buku yang hebat, maka berlatihlah membuat artikel dan tulisan setiap hari.Â
Sebab dengan berlatih, maka pikiran kita akan terbiasa untuk melakukannya sehingga pikiran kita akan mengingat setiap bagian dalam kesukaan kita dan mewujudkannya dalam kehidupan nyata.Â
Sebaliknya, Jika kita tidak berlatih, maka pikiran kita akan melupakan kesukaan tersebut dan sama sekali tidak memberikan manfaat bagi kita.