Mohon tunggu...
Sandi Novan Wijaya
Sandi Novan Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Calon Diplomat

Sampaikanlah walau satu ayat.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pemandian Way Bekhak: Sumber Mata Air Sebening Kaca

31 Maret 2024   14:34 Diperbarui: 1 April 2024   17:30 1354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taman Pemandian Way Bekhak (Dok. Pribadi)

Air yang jernih, segar, dan tidak pernah mengalami kekeringan pada musim kemarau. Itulah Taman Pemandian Way Bekhak yang ada di selatan pulau Sumatera.

Bertempat di Pekon Sukaraja, Kec. Gunung Alif, Kab. Tanggamus, Prov. Lampung, Taman Pemandian Way Bekhak merupakan sebuah aliran mata air dari Gunung Alif I yang menjadi sebuah sungai kecil.

Demi kebutuhan irigasi dan keperluan air sehari-hari warga sekitar, pada akhirnya pemerintah membangun sebuah kolam bendungan yang menahan air agar dapat dimanfaatkan warga untuk keperluan sehari-hari.

Pesona Taman Pemandian Way Bekhak

Sejak awal dibangunnya, Taman Pemandian Way Bekhak juga mulai menjadi salah tujuan wisata di Kabupaten Tanggamus.

Bukan hanya warga sekitar yang memanfaatkan keberadaan Taman Pemandian Way Bekhak untuk mandi atau keperluan lainnya, tetapi tidak sedikit pengunjung yang hobi bermain air, datang untuk berwisata dengan berenang dan berendam.

Area pemandiannya pun cukup luas dan terawat dengan baik, terbukti dengan adanya fasilitas bola-bola untuk bermain anak di beberapa titik pemandian.

Tak cuma itu, pemandangan alam yang sejuk dan bentangan lahan basah lokasi budidaya selada air, masih sangat mempesona untuk bisa dinikmati pengunjung. Ditambah adanya barisan pepohonan rindang dan bebatuan di sekitar kolam pemandian, menambah suasana asri Taman Pemandian Way Bekhak, Lampung.

Bahkan, aktivitas petani menanam dan menyiangi rerumputan pun sesekali dapat disaksikan dalam jarak yang dekat.

Banyak juga wisatawan yang memanfaatkan Taman Pemandian Way Bekhak sebagai tempat rekreasi keluarga. Tampak juga anak kecil dan pasangan muda mudi yang begitu menikmati bermain air saat weekend. Terlebih di bagian pinggir bendungan terdapat gubuk kecil yang biasa digunakan untuk bersantai setelah puas berenang.

Kedalaman air yang bervariasi, cukup sesuai untuk berenang anak-anak, dewasa, maupun orang tua. Air yang jernih bak kaca, membuat siapa pun bisa melihat langsung dasarnya.

Nama Way Bekhak berasal dari dua suku kata dalam bahasa Lampung, "Way" artinya air, sedangkan "Bekhak" berarti luas, menggambarkan aliran air yang jernih dan menyegarkan di tempat satu ini.

Dari tempat tinggal nenek di pekon Sukabanjar, Tanggamus, Lampung menuju Taman Pemandian Way Bekhak tak sampai memakan waktu 15 menit dengan bermotor.

Entah sudah berapa kali dan kapan tepatnya kunjungan terakhir saya ke tempat ini, sehingga saya cukup menyesal belum lagi sempat mengabadikan momen-momen ter-update mandi di Taman Pemandian Way Bekhak.

Jelasnya, dari kabar yang baru saya peroleh, wajah Taman Pemandian Way Bekhak kini sudah lebih bagus lagi.

Air terjun mini di Taman Pemandian Way Bekhak menjadi spot favorit saya. Pasalnya, meskipun mini, debit aliran airnya cukup deras. Ada sensasi tersendiri saat mandi di bawah air terjun kala terik. 

Lebih jauh, air terjun ini adalah sumber mata air asli, yang mana terdapat pohon besar dan tua di atasnya. Dari akar-akar pohon itulah mata air mengalir keluar.

Menjadi Peluang Sumber Penghasilan Warga

Peluang sumber penghasilan selalu ada di tiap-tiap tempat wisata populer, tak terkecuali di Taman Pemandian Way Bekhak.

Warga sekitar menjajakan banyak makanan, minuman, maupun buah-buahan segar yang dijual dengan harga yang terjangkau. Jadi, bagi pengunjung yang lupa membawa tidak membawa bekal tidak perlu khawatir.

Selain itu, warga juga menjual selada air yang bisa beli sebagai oleh-oleh yang tak biasa untuk di bawa pulang. Apalagi sayuran jenis ini mengandung banyak manfaat bagi kesehatan.

Selada air biasa dikonsumsi sebagai lalap mentah, ditumis, direbus setengah matang, ditumis, serta bisa juga dibuat untuk campuran salad.

Pelestarian Mata Air Taman Pemandian Way Bekhak

Suatu ketika di awal-awal kunjungan saya Taman Pemandian Way Bekhak, beberapa pemuda dewasa memberi peringatan yang bagi saya sangat tak lazim. Satu pesan yang masih saya ingat yaitu agar saya dan beberapa teman tidak mengucapkan kata-kata tak senonoh atau kencing sembarangan.

Rupanya, itu adalah cara warga menjaga dan melestarikan Taman Pemandian Way Bekhak.

Pelestarian kondisi mata air di Taman Pemandian Way Bekhak dari sisi kuantitas maupun kualitasnya, antara lain melalui sosialisi kepada pengunjung, serta anggapan mata air sakral dan keramat.

Kearifan lokal penduduk di Pekon Sukaraja berupa pengetahuan, nilai-nilai, etika, moral dan norma (anjuran, larangan, sanksi dan ungkapan) sebagai pedoman dalam menjaga sikap dan perilaku dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan Taman Pemandian Way Bekhak.

Dengan demikian, tak heran jika hingga saat ini Taman Pemandian Way Bekhak tetap menjadi salah satu destinasi wisata yang terkenal akan keasriannya, sehingga selalu menarik wisatawan dari berbagai kecamatan, bahkan provinsi.

Pengoptimalan terhadap Potensi Mata Air Terus Dilakukan 

Sejak dulu, titik-titik lokasi dengan potensi mata air juga menjadi daya tarik terbentuknya peradaban. Keberadaan pusat-pusat peradaban dunia dan kota-kota besar umumnya dekat dengan sumber air, terutama mata air.

Contohnya adalah pusat kota kerajaan romawi yang sangat bergantung pada 23 mata air di dekatnya. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan sosial dan perkembangan budaya tidak dapat bergerak tanpa keberadaan mata air.

Secara ekologis, pentingnya mata air tampak pada perannya yang mempengaruhi kelestarian ekosistem akuatik maupun non-akuatik yang ada di bawahnya. Jadi, dapat dikatakan bahwa mata air adalah sistem penyangga ekosistem di bawahnya. 

Apabila dilihat dari aspek kualitasnya, mata air memiliki kadar zat kimia yang sangat tinggi serta dapat dimanfaatkan sebagai sumber pengobatan.

Di sisi lain, banyak juga mata air yang punya kualitas yang sangat baik, sehingga tak jarang dimanfaatkan untuk air minum atau bahan baku air minum.

Umumnya, kualitas mata air yang bersumber atau berada di daerah gunungapi sangat baik, sehingga seringkali dimanfaatkan untuk penyediaan air minum atau bahan baku air minum bagi penduduk di daerah hilirnya.

Akan tetapi, pada saat kebutuhan air di Indonesia masih terbatas, banyak air dari mata air yang dibiarkan mengalir begitu saja, belum sepenuhnya dimanfaatkan, dan kalaupun dimanfaatkan hanya sebatas untuk keperluan irigasi atau perikanan.

Adanya pengaturan pembagian air melalui pembatasan debit yang dialirkan, dapat menjadi solusi dalam pemakaian air untuk kebutuhan domestik di daerah pedesaan.

Sementara itu, upaya pemanfaatan potensi mata air yang dilakukan pemerintah melalui Kementerian Pertahanan pada 2023 lalu adalah dengan meresmikan 11 titik sumber mata air yang tersebar di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kegiatan tersebut dipusatkan di Komando Distrik Militer (Kodim) 1607/Sumbawa (SBW), seperti dikutip dari Antara pada Minggu, 31 Maret 2024.

Prabowo Subianto, selaku Menteri Pertahanan (Menhan) RI berharap kerja sama Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI dan para pakar Universitas Pertahanan (Unhan) untuk menemukan titik air di desa-desa NTB tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan air bersih.

Ia pun menegaskan agar dua institusi tersebut menginventarisir kebutuhan untuk menindaklanjuti sumber mata air yang telah ditemukan. Karena menurutnya, mata air yang telah ada harus dilakukan "pipanisasi" dan "pompanisasi".

Selain di Lombok dan Sumbawa, pemerintah juga mengupayakan agar pencarian titik-titik sumber mata air dilakukan di daerah lainnya di Indonesia.

Melestarikan Mata Air dari dalam Rumah

Hanya sebesar 3% air yang ada di bumi yang dapat dikonsumsi manusia, sedangkan 97% merupakan air asin yang tidak dapat langsung dikonsumsi.

Sementara itu, sebanyak 3% dari total keseluruhan air tersebut tidak semuanya mudah diakses, karena ada yang tersembunyi jauh di dalam tanah, seperti dikutip dari LPPM IPB, pada Minggu, 31 Maret 2024.

Jadi, sedikit sekali jumlah sumber daya air yang bisa manusia konsumsi, sehingga kita berkewajiban dalam menjaga kelestariannya. Apabila kita justru mengabaikan hal ini, maka dapat dipastikan anak-cucu kita ke depan akan kesulitan mendapatkan air untuk dikonsumsi.

Tidak bisa hanya satu atau sekelompok orang, semua pihak tanpa terkecuali harus turut serta untuk menjaga pelestarian air di bumi ini. Maka dari itu, tujuh cara untuk melestarikan air berikut bisa kita aplikasikan dari rumah:

1) Menggunakan air secukupnya.

2) Mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya.

3) Membuang sampah pada tempatnya.

4) Tidak membuang sampah kimia secara sembarangan.

5) Melakukan daur ulang barang bekas.

6) Menggunakan shower untuk mandi.

7) Melakukan penghijauan hutan (Reboisasi).

Sejauh ini, Taman Pemandian Way Bekhak di Tanggamus Lampung bukan hanya menjadi destinasi wisata alam yang menakjubkan, tetapi juga membuka peluang untuk meningkatkan peekonomian warga sekitar. 

Dengan kesadaran berbagai pihak dalam menjaga dan melestarikan banyak sumber mata air di Indonesia, kita dapat menciptakan destinasi wisata air yang tidak hanya indah tetapi juga berkelanjutan dan memberikan manfaat kepada seluruh masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun