Apabila dilihat dari aspek kualitasnya, mata air memiliki kadar zat kimia yang sangat tinggi serta dapat dimanfaatkan sebagai sumber pengobatan.
Di sisi lain, banyak juga mata air yang punya kualitas yang sangat baik, sehingga tak jarang dimanfaatkan untuk air minum atau bahan baku air minum.
Umumnya, kualitas mata air yang bersumber atau berada di daerah gunungapi sangat baik, sehingga seringkali dimanfaatkan untuk penyediaan air minum atau bahan baku air minum bagi penduduk di daerah hilirnya.
Akan tetapi, pada saat kebutuhan air di Indonesia masih terbatas, banyak air dari mata air yang dibiarkan mengalir begitu saja, belum sepenuhnya dimanfaatkan, dan kalaupun dimanfaatkan hanya sebatas untuk keperluan irigasi atau perikanan.
Adanya pengaturan pembagian air melalui pembatasan debit yang dialirkan, dapat menjadi solusi dalam pemakaian air untuk kebutuhan domestik di daerah pedesaan.
Sementara itu, upaya pemanfaatan potensi mata air yang dilakukan pemerintah melalui Kementerian Pertahanan pada 2023 lalu adalah dengan meresmikan 11 titik sumber mata air yang tersebar di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kegiatan tersebut dipusatkan di Komando Distrik Militer (Kodim) 1607/Sumbawa (SBW), seperti dikutip dari Antara pada Minggu, 31 Maret 2024.
Prabowo Subianto, selaku Menteri Pertahanan (Menhan) RI berharap kerja sama Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI dan para pakar Universitas Pertahanan (Unhan) untuk menemukan titik air di desa-desa NTB tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan air bersih.
Ia pun menegaskan agar dua institusi tersebut menginventarisir kebutuhan untuk menindaklanjuti sumber mata air yang telah ditemukan. Karena menurutnya, mata air yang telah ada harus dilakukan "pipanisasi" dan "pompanisasi".
Selain di Lombok dan Sumbawa, pemerintah juga mengupayakan agar pencarian titik-titik sumber mata air dilakukan di daerah lainnya di Indonesia.
Melestarikan Mata Air dari dalam Rumah