Mohon tunggu...
Sandi Novan Wijaya
Sandi Novan Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Calon Diplomat

Sampaikanlah walau satu ayat.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

3 Tingkatan Orang Berpuasa, Mana Paling Istimewa?

29 Maret 2024   02:28 Diperbarui: 29 Maret 2024   02:51 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berkah Ramadan (Thirdman/Pexels)

Oleh: Ustadz Muhammad Khoiri*

Ramadan menjadi bulan yang penuh dengan keberkahan, sehingga banyak sekali keutamaan yang didapat umat Muslim ketika menjalani ibadah puasa Ramadhan.

Salah satu di antara keutamaannya, yaitu bahwa orang yang berpuasa di bulan Ramadan akan memperoleh kemuliaan di sisi Allah. 

Namun, kemuliaan bisa kita peroleh sesuai dengan tingkatan puasa yang dijalani. Apa saja tingkatan orang yang berpuasa? Berikut adalah rangkumannya: 

1. Puasa Awam

Tingkat pertama adalah puasa umum (puasa awam) yang biasa dilakukan oleh seseorang yang baru belajar berpuasa.

Tingkatan pertama ini adalah tipe orang yang berpuasa hanya menahan makan dan minum, berhubungan suami istri, dan muntah yang disengaja.

Jika ada di antara kita yang termasuk dalam poin yang pertama ini, itu artinya kita masuk ke dalam hadits Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: 

"Banyak dari orang-orang yang berpuasa hanya mendapatkan haus dan dahaga, tanpa memperoleh pahala dari bulan Ramadan."

Nah, kalau kita saat ini masuk ke dalam kategori puasa awam (saumul awam), maka mari kita tingkatkan menjadi tingkatan puasa yang kedua berikut.

2. Puasa Khusus

Puasa tingkatan khusus (saumul khawas), yaitu bukan hanya menahan makan dan minum, melainkan menahan pandangan, lidah, tangan, kaki, serta seluruh anggota tubuh lainnya dari segala bentuk perbuatan dosa.

Dengan penglihatan yang kita miliki, kita tidak menggunakannya untuk menatap sesuatu dengan syahwat.

Begitu pun, kita tidak menggunakan lidah dan lisan untuk berkata berdusta, menggunjing, mengadu domba, dan bersumpah palsu.

Dengan telinga, pada saat kita mendengar ada orang yang tengah membicarakan kejelekan orang lain atau menebar fitnah, kita segera menghindarinya, bahkan memberitahu bahwa kita sedang berpuasa dan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

3. Puasa Khusus dari yang Khusus (Spesial)

Terakhir, tingkatan yang paling tinggi adalah puasa khusus dari yang khusus (spesial).

Puasa tingkatan ini hanya dimiliki para Nabi dan Rasul, para aulia Allah, shiddiqin, serta orang-orang yang didekatkan kepada Allah.

Pada tingkatan ini, mereka bukan hanya menahan lapar dan dahaga, bukan pula hanya menahan seluruh anggota tubuh kita dari perbuatan maksiat, tetapi hati merekalah yang 'berpuasa'.

Mereka adalah golongan orang yang senantiasa berusaha keras agar hatinya terpaut kepada Allah.

Hati orang-orang seperti ini selalu berzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, sedangkan pikiran selalu tertuju kepada Allah, kepada alam akhirat.

Hati mereka berpuasa dari segala cita-cita yang 'rendah' dan segala pikiran yang berorientasi duniawi. Bilamana seseorang telah masuk dalam tingkatan puasa yang ketiga ini, sedikit saja ia lalai atau lupa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka dikatakan olehnya bahwa puasanya batal.

Bagi kita sebagai umat Muslim yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta'ala, minimal sekali kita masuk dalam tingkatan puasa yang kedua di atas, sehingga kita dapat menggapai rahasia keistimewaan dari nilai-nilai Ramadan yang dijanjikan oleh Allah kepada kita semua.

Demikian penjelasan tentang 3 tingkatan orang berpuasa. Semoga yang telah disampaikan ini bisa bermanfaat dan menjadi jalan kebaikan bagi penulis maupun pembaca di mana pun tengah berada. Aamiin. 

*Tulisan ini merupakan rangkuman kultum Ustadz Muhammad Khoiri dengan judul "3 Tingkatan Orang Berpuasa."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun