Lalat adalah serangga kecil yang keberadaanya dibenci kebanyakan orang. Alasannya jelas, pasalnya hewan satu ini sangat gemar hinggap di kotoran atau sesuatu yang berbau busuk. Itulah yang mungkin jadi kesan pertama orang saat mengingat lalat.
Ketika lalat sudah menghinggapi makanan yang masih bagus dan segar sekalipun, kita tidak lagi akan selera atau mau menyantapnya lantaran telah terkontaminasi oleh beragam bakteri yang dapat menjadi sumber penyakit bagi manusia.
Begitupun para pedagang di warung nasi, mereka tampak sibuk untuk mengusir lalat dengan menyalakan lilin, menggantung plastik yang terisi air, dan meletakkan berbagai jenis dedaunan, irisan jeruk nipis, serta cengkeh di dekat etalase.Â
Sama seperti manusia, lalat sangat menyukai bahan organik, membutuhkan protein, lemak, dan karbohidrat, sehingga nyaris segala jenis makanan yang disukai manusia, disukai juga oleh lalat.
Itulah mengapa lalat begitu antusias menyambangi warung-warung nasi, menempel pada sisa makanan di meja, dan punya tempat transit yang paling ramai dikunjungi, yaitu tempat sampah.
Pertanyaannya, mengapa ada lalat ada di dunia ini, lebih tepatnya mengapa Allah menciptakan lalat padahal ia merupakan sumber penyakit bagi manusia?
Lalat termasuk satu dari sekian hewan yang disebut di dalam Al-Qur'an, salah satunya pada surah Al- Hajj ayat 73.
"Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah perumpamaan itu. Sesungguhnya, segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak mampu menciptakan seekor lalat pun walau mereka bersatu untuk membuatnya. Dan, jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali darinya. Amatlah lemah yang menyembah dan amat lemah pula yang disembah."
Jika diamati secara lebih saksama, pada ayat di atas sebenarnya menyiratkan bahwa tidak ada satu pun dari makhluk-Nya yang diciptakan secara sia-sia, salah satunya penciptaan seekor lalat.
Jika kita mau merenung lebih dalam lagi, segala hal yang ada dapat kita lihat di dunia ini mengandung hikmah.Â