Ada banyak cara untuk mempelajari sejarah, terutama sejarah Indonesia, salah satunya dengan membaca buku bertemakan sejarah.
Tidak melulu mesti membaca buku sejarah yang tebal, kamu pun dapat mempelajarinya lewat novel.
Seperti sebuah novel yang terinspirasi dari peristiwa sejarah di Indonesia, yaitu novel berjudul "Laut Bercerita".
Nah, setelah lama tidak menulis resensi buku, ada keinginan kuat dalam sanubari untuk menulis review buku Laut Bercerita yang sempat viral itu.
Pada tahun 2021 lalu, saat pertama kali menemukan buku dengan sampul berlatarkan dasar laut ini, langsung saja saya mulai membaca halaman per halaman untuk memenuhi rasa penasaran saya.
Di lihat dari sampulnya, awalnya saya mengira novel ini sama dengan genre-genre "biasa" lainnya, dan sama sekali tidak mengira bahwa novel ini dengan begitu "berani" akan menceritakan tentang huru hara politik yang terjadi pada masa-masa akhir pemerintahan orde baru.
Ya, inspirasi novel karya Leila S. Chudori ini mengambil peristiwa penculikan aktivis tahun 1998.
Novel Laut Bercerita dirilis pada Oktober 2017 oleh penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (KPG).
Berkat cerita-cerita menarik di dalamnya, maka tak heran jika novel Laut Bercerita sukses menyita perhatian publik hingga buku ini laris terjual dan telah dicetak berulang kali hingga saat ini.
Bahkan, sang penulis berhasil mendapatkan The S.E.A Write Award 2020, yang mana penghargaan ini diberikan untuk sastrawan berprestasi di tingkat Asia Tenggara.
Lebih jauh, novel Laut Bercerita juga telah diadaptasi menjadi film pendek yang disutradarai oleh Pritagita Arianegara.
Novel sejarah satu ini berfokus menceritakan tragedi kelam tanah air yang terjadi pada tahun 1998 dari berbagai sudut pandang.
Dengan latar belakang tersebut, pembaca seolah diberikan "reminder" untuk tidak melupakan tragedi yang menimpa para pahlawan reformasi 1998, yang penuh dengan kekejaman dan kepahitan yang dialami oleh para pembela rakyat.
Yang membuat bobot novel ini lebih berisi, sebelum menulis bukunya, sang penulis telah melakukan riset wawancara langsung kepada korban atau kerabat korban, hingga melakukan penyelidikan mendalam terkait tragedi tersebut.
Maka dari itu, pembaca akan menemukan banyak fakta menarik di dalam novel ini, yang mungkin selama ini belum banyak mengetahui.
Jika kamu ingin mengetahui lebih banyak tentang tragedi tersebut, kamu bisa memulainya dari novel ini. Langsung saja, berikut review buku Laut Bercerita.
Review Buku Laut Bercerita
Secara garis besar, buku atau novel Laut Bercerita terbagi menjadi dua bagian dengan sudut pandang dan latar waktu yang berbeda pada masing-masing bagiannya.
Bagian pertama novel ini diceritakan melalui sudut pandang Biru Laut. Pada bagian ini, diceritakan tentang Biru Laut bersama dengan tiga teman sesama aktivis diculik oleh sekelompok orang tidak dikenal.
Kemudian, tiga kawanan aktivis ini disekap selama berbulan-bulan di sebuah tempat yang tidak dikenal. Selama itu pula, mereka mengalami berbagai bentuk penyiksaan agar mau buka suara.
Para penculik tak dikenal tersebut ingin mengetahui siapa dalang di balik gerakan aktivis dan mahasiswa yang sedang marak ketika itu.
Di sisi lain, keluarga dari Biru Laut tetap beraktivitas seperti biasanya usai memasak bersama di hari Minggu, sang ayah menaruh empat piring di meja termasuk untuk anak lelakinya itu. Namun, Biru Laut tidak kunjung pulang ke rumah.
Pada bagian kedua dalam historical fiction satu ini mengambil perspektif Asmara Jati, adik Biru Laut, menggunakan latar waktu dua tahun usai hilangnya sang kakak.
Pada bagian ini, Asmara Jati dan Tim Komisi Orang Hilang berupaya keras mencari jejak Biru Laut dan kawan-kawannya yang hilang secara misterius. Mereka juga berusaha mendapatkan informasi dari para aktivis lainnya yang sudah kembali.
Selain sang adik yang berjuang mencari tahu bagaimana nasib Biru Laut, turut pula kedua orang tuanya, pacar Laut, Anjani, dan istri para aktivis yang hilang sekaligus menuntut kejelasan akan nasib anggota keluarga.
Lantas, apakah upaya pencari kebenaran dalam mengetahui nasib anggota keluarga mereka yang hilang akan berhasil? Apa yang sebenarnya terjadi pada Biru Laut dan kawan-kawan aktivisnya?
Meskipun buku Laut Bercerita mengisahkan tentang perjuangan, tetapi penulis tak lupa menyisipkan kisah romantis antara Biru Laut dan Anjani, serta tokoh Alex dan Asmara.
Kisah mereka benar-benar membuat para pembaca tertawa sekaligus geleng-geleng kepala lantaran kelakuan pasangan tersebut.
Para aktivis yang bergabung dalam organisasi bernama winatra dan wirasena menjadi sasaran empuk pemerintah untuk disiksa, agar mereka berhenti melakukan tindakan yang dapat mengancam kedudukan presiden RI kala itu.
Namun, karena para aktivis ini memiliki pemikiran yang sangat kritis dan terbuka, para pejuang demokrasi tidak kenal takut dan pantang menyerah, bahkan jika nyawa menjadi taruhannya.
Itulah review buku Laut Bercerita yang penuh dengan ketegangan dan rasa haru. Selamat membaca!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H