Selepas pertemuan kita dulu;
Wajahmu diam-diam menyesap ke dalam hati.
Baca juga: Kopi dan Puisi
Semisal cermin pada kamar Cleopatra;
Bayanganmu adalah entitas lebih hakiki dari konon-konon kecantikannya.
Sudah aku redam degup yang bising ini;
Hingga aku menjadi tuli sendiri.
Baca juga: Ruang Tersisa
Sudah aku halau takjub ini;
Baca juga: Cinta yang Menyerah
Hingga mataku tak mampu melihat lagi.
Membawa partitur namamu pada tetesan dirinya.
Dahsyat betul bahasa hujan;
Aku merindumu tak sudah-sudah dibuatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!