Selepas pertemuan kita dulu;
Wajahmu diam-diam menyesap ke dalam hati.
Semisal cermin pada kamar Cleopatra;
Bayanganmu adalah entitas lebih hakiki dari konon-konon kecantikannya.
Sudah aku redam degup yang bising ini;
Hingga aku menjadi tuli sendiri.
Sudah aku halau takjub ini;
Hingga mataku tak mampu melihat lagi.
Membawa partitur namamu pada tetesan dirinya.
Dahsyat betul bahasa hujan;
Aku merindumu tak sudah-sudah dibuatnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI