Mohon tunggu...
Sandi Novan Wijaya
Sandi Novan Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Calon Diplomat

Sampaikanlah walau satu ayat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saat Tak Tahu Apa Tujuan Hidupmu, Segera Lakukan Ini

24 Januari 2024   14:59 Diperbarui: 25 Januari 2024   21:15 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang beribadah lewat bekerja. (sumber: Dok. Pribadi)

Bagaimana dengan orang yang misalnya mau membuka ruko, berbisnis, berladang, menjalankan proyek, dan menernak ikan?

Ini yang wajib dipahami bahwa ibadah terbagi menjadi dua: ibadah mahdhah, yaitu ibadah yang tidak tercampur apa pun seperti salat, membaca Al-Qur'an, zikir, i'tikaf, dll. Lalu, aktivitas yang bukan ibadah, tetapi nilainya sama dengan ibadah.

Seorang yang masuk kantor dari jam 08.00 pagi sampai jam 04:00 sore adalah termasuk ibadah, karena kalau itu tidak ibadah berarti waktu habis begitu saja.

Termasuk ibu-ibu yang hamil sembilan bulan sepuluh hari adalah ibadah. Kalaulah sembilan bulan langsung itu tidak ibadah, betapa tidak adilnya Allah.

Kita yang duduk-duduk di masjid dapat pahala ibadah, sedangkan dia yang muntah dan mengidam tidak menjadi ibadah.

Lantaran segala aktivitas yang biasa kita lakukan selama ini bisa diniatkan untuk menjadi ibadah, maka hidup ini tidak akan mengenal lelah. Kenapa? Karena kita mengharapkan balasan yang terbaik dari Allah.

Sejauh ini kita telah sadar bahwa untuk mengetahui jawaban untuk apa hidup bukan dengan nalar otaknya, tetapi yang merasakan adalah hati dan yang bisa menyentuh hati itu adalah agama.

Salah satu mindset sekuler yang merusak manusia adalah memisahkan antara ibadah dan bekerja. Ibadah hanya dikerjakan di masjid, sedangkan di tempat kerja bukan atau tidak ibadah. Ini sangat fatal.

Maka jangan heran kalau ada orang ketika berada di dalam masjid untuk salat sangat khusyuk, tetapi di tempat kerja dia berkelakuan yang 180 derajat berbeda dengan di masjid. Kenapa demikian? Tidak lain karena berasal dari pemahaman yang salah, memisahkan pekerjaan dari ibadah.

Oleh sebab itu, pemahaman Islam mesti utuh. Semua adalah ibadah. Kalaulah gerak tidak ibadah, betapa menyakitkannya bapak-bapak polisi di jalan raya, terkena panas terik matahari, berkeringat, mereka tetap merasakan itu sebagai ibadah.

Tentara yang menjaga perbatasan darat, laut, dan udara sana, ketika datang kapal-kapal perompak yang ingin mencuri kekayaan dari alam kita, kemudian mereka harus mempertaruhkan nyawanya demi mempertahankan kedaulatan negara, maka itu mestilah ada nilai ibadah di dalamnya. Inilah yang dapat membangkitkan semangat kita dalam mengarungi kehidupan di dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun