Mohon tunggu...
Sandi Novan Wijaya
Sandi Novan Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Calon Diplomat

Sampaikanlah walau satu ayat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cinta yang Menyerah

21 Januari 2024   12:39 Diperbarui: 21 Januari 2024   12:55 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cinta yang Menyerah. (sumber: radarkudus.jawapos.com)

Cinta yang Menyerah

Semisal embun;

ia raib pada penghulu hari

Baca juga: Berita Masa Lalu

menjelma kenangan yang perlahan dilupakan; hilang, pudar, pergi, dan tak kembali.


Lalu setelah pergi;

selalu ada rindu yang menjajah dua hati

Baca juga: Semisal Taman Bunga

atau keadaan paling nelangsanya adalah rindu yang dimiliki sepihak saja.

Baca juga: Semoga

ingin; tapi tak diinginkan kembali.


Air mata luruh;

tanpa arti, tanpa cita-cita

yang ada adalah usaha-usaha menghibur diri;

yang ada hanyalah bicara pada langit; berbisik ke bumi

sembari hati lebam ditikam sakitnya menggenggam cinta sendiri.


Menyerah;

Pada akhirnya menjadi pilihan paling arif

memilih hidup setelah patah;

memilih usaha merdeka setelah biru-hitam terjajah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun