Mohon tunggu...
Sandi Novan Wijaya
Sandi Novan Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Calon Diplomat

Sampaikanlah walau satu ayat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berita Masa Lalu

19 Januari 2024   14:15 Diperbarui: 19 Januari 2024   14:26 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berita masa lalu. (sumber: PEXELS)

Berita Masa Lalu

Ada percikan sinar jingga.

Menelusup di celah awan.

Baca juga: Semisal Taman Bunga

Lalu memercaki bumi.


Sore atau orang lebih senang menyebutnya senja.

Baca juga: Semoga

Kala mentari sedikit memerah.

Mengindah dan berkurang teriknya.

Seolah mengajakku sedikit berlama-lama di pelataran.

Di sejumput ruang nyaman tepat di halaman depan.

Lalu, semilir angin mengelusku lembut.

Sembari membawa beritamu kembali berita tentangmu.

Berita masa lalu

yang engkau kini tak kutahui polanya.


Aku hanya terus bercerita pada imajiku.

Bercerita pada angin.

Bercerita pada langit senja.

Bercerita pada mentari merah.

Bahwa mereka semua akan takjub bila tahui sosokmu.


Setakjub aku dulu.

Setakjub manusia lainnya.

Setakjub langit-langit malam.

Yang menampung lemparan doa-doaku.


Sore ini aku kembali mengenangmu.

Dalam ketenangan.

Dalam keheningan.

Membersamai kerinduan.

Membersamai bayang wajahmu.

Membersamai semua tentangmu.

Hingga kudapati bulir bening menapaki pipi tirusku.

Bulir bening pecah.

Pecah disayat rindu.

Kala kenangan membawa namamu.

Terukir indah di sebuah nisan.

Dan, sore ini aku kembali merindumu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun