Mohon tunggu...
Sandi Novan Wijaya
Sandi Novan Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Calon Diplomat

Sampaikanlah walau satu ayat.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Impor Beras Bukan Lagi Solusi Bijak untuk Pemenuhan Pangan

3 Januari 2024   20:00 Diperbarui: 5 Januari 2024   20:56 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi beras dalam mangkuk kayu. (SHUTTERSTOCK/ERLY DAMAYANTI)

Peningkatan jumlah masyarakat perkotaan, yaitu masyarakat yang cenderung lebih sibuk, lebih mapan, serta usia menua, mengarah pada waktu memasak yang sedikit untuk keluarga sendiri. Jadi, masyarakat kini membutuhkan produk makanan dengan waktu penyiapan yang singkat dan lebih nyaman.

Perubahan konsumsi ke arah pangan olahan yang beragam terutama pada pangan hewani, sayur, dan buah juga diharapkan berdampak pada kebutuhan produksi dan penyediaan pangan yang beragam. Jadi, di bawah ini merupakan 5 strategi untuk peningkatan produksi pangan yang beragam:

  1. Pengembangan lahan pertanian berkelanjutan, termasuk di dalamnya pemanfaatan lahan sub optimal, lahan tidur, wilayah perbatasan, serta pemanfaatan pekarangan.

  1. Penyediaan infrastruktur pendukung untuk peningkatan produksi pangan, di antaranya bendungan adalah embung, irigasi, jalan usaha tani, alat mekanisasi, dan lain-lain.

  1. Peningkatan produktivitas dan produksi pangan yang beragam sesuai dengan potensi lokal.

  1. Pengembangan industri lokal dan kewajiban penyertaan komponen pangan lokal pada industri pangan olahan berbasis umbi-umbian.

  1. Pengurangan loss and waste pada bahan pangan.

Demikian paparan mengenai upaya-upaya untuk mencapai kemandirian pangan dengan pengembangan beras siger dari olahan singkong, yang menjadi tumpuan utama seperti yang sudah berjalan di Provinsi Lampung.

Referensi: Pemrov Lampung, Ketahanan dan Keamanan Pangan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun