Elemen yang digunakan sebagai ukuran penilaian kota terbaik dunia tersebut antara lain Place (lokasi), Product (infrastruktur), Programming (program atau acara di sebuah kota), People (penduduk dan pendatang), Prosperity (kesejahteraan warga negaranya), serta Promotion (bagaimana suatu kota dipromosikan, misalnya melalui media sosial).
Melakukan kegiatan yang sedikit berbeda dari biasanya seperti meluncur ke tempat edukasi wisata sejarah tentu saja akan memberi hiburan untuk melepas penat, sekaligus edukasi hingga membuat tingkat pengetahuan bertambah seusai mengunjungi destinasi wisata sejarah di Jakarta.
Jadi, sebagai informasi yang mungkin dapat dijadikan referensi saat merencanakan liburan, 5 rekomendasi tempat wisata di Jakarta berikut ini mungkin sangat menarik untuk jadi agenda selanjutnya:
1. Tugu Proklamasi
Tugu Proklamasi menjadi rekomendasi tempat wisata di Jakarta pada urutan pertama, karena tempat ini merupakan simbol yang melatari nasib Indonesia hingga menjadi negara bangsa yang merdeka dari penjajahan Belanda dan Jepang.
Di tempat ini, Presiden dan Wakil Presiden pertama Indonesia, Bung Karno dan Bung Hatta, memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Meski mendapat tekanan dari pemuda hingga diculik ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat, Presiden Sukarno tak mau buru-buru mempercepat Proklamasi Kemerdekaan Republik. Di detik-detik yang sarat emosi dan ketegangan itu, Sukarno bersikeras bahwa Kemerdekaan Indonesia harus diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.Â
Dalam buku "Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat", pilihan tanggal Proklamasi Kemerdekaan itu didasari oleh keyakinannya yang menganggap tujuh belas adalah angka yang suci dan keramat.
Pertama, tanggal 17 saat itu bertepatan dengan bulan suci Ramadhan (9 Ramadhan 1364 H). Kedua, berdasarkan penanggalan Jawa, hari itu bertepatan dengan Hari Jum'at Legi. Jumat yang manis atau Jum'at suci.
Ketiga, tanggal 17 waktu itu adalah hari Jum'at (hari yang istimewa dan penuh keberkahan dalam Islam). Keempat, diturunkannya Al-Qur'an jatuh pada tanggal 17. Kelima, dalam sehari, jumlah minimal rakaat salat umat Islam adalah 17 rakaat dalam sehari (salat wajib/salat 5 waktu).
"Mengapa Nabi Muhammad Shalallahu 'Alihi wa Sallam memerintahkan 17 rakaat, bukan 10 atau 20? Karena kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia," tegas Sukarno.
Sangat menarik.