Upaya-upaya untuk Bangkit
1. Mengusir Kesepian dengan Membaca Buku
Sekian lama saya menjalani keterasingan itu, barulah di akhir-akhir menjelang hari ulang tahun saya pada November mendatang, seakan ada kekuatan tak tampak untuk menuntun saya membaca beberapa buku lama maupun yang baru yang teronggok bersama debu di rak.Â
Dari buku-buku bertemakan biografi tokoh besar, pengembangan diri, hingga motivasi Islam, tak kurang dari 20 buku saya lahap habis selama kurang lebih enam bulan.
Ada begitu banyak pesan-pesan menyentuh yang seolah hanya ditujukan untuk menyelesaikan masalah saya. Perlahan tapi pasti, ego yang sekian lama mengerak di dalam kepala saya terkikis.
Saya jadi sadar, sesadar-sadarnya, bahwa setiap manusia yang hidup pasti mendapat sedikit ujian. Bahkan, sekaliber Nabi dan Rasul maupun tokoh-tokoh besar dunia tak terlepas dari masalah-masalah kehidupan. Gunanya ujian bukan untuk membebani manusia, sebaliknya masalah atau ujian ada untuk menguatkan manusia. Ya, masalah datang dan pergi silih berganti. Maka, masalah yang tengah saya alami juga pasti akan berlalu.
2. Dekat dengan Al-Qur'an
Lalu, pemahaman tentang hakikat ujian berlanjut membuka seluas-luasnya kesadaran saya tentang tabiat manusia. Sesuai fitrahnya (default factory settings), semakin jauh diri manusia dari tujuan diciptakannya maka semakin jauh pula dari yang mengadakan/menciptakannya.
Semakin dirinya berjarak dari penciptanya, otomatis dia jauh dari petunjuk dalam mengarungi kehidupan yang mendekatkannya pada kebahagiaan hakiki.
Dalam konteks kasus saya, saya menyadari betapa harta membuat saya kian jauh dari yang Maha Kaya. Tuhan Semesta Alam.Â
Beberapa ayat yang saya temukan di dalamnya seketika 'menampar' muka saya dengan sindiran bahwa dalam setiap kesuksesan kecil yang telah saya peroleh, saya merasa hebat sendiri dengan melupakan peran-peran-Nya.