Mohon tunggu...
Sandi Novan Wijaya
Sandi Novan Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Calon Diplomat

Sampaikanlah walau satu ayat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bijak Mengelola Waktu di Era Modern

4 Januari 2024   19:41 Diperbarui: 4 Januari 2024   19:47 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentang waktu. (sumber: PEXELS)

Lalu akan ada yang menyanggah. "Tapi 'kan yang mengetik jempol saya dan mulut saya tidak tertawa? Memangnya, dengan begitu apakah waktu yang sudah digunakan tidak terbuang dengan sia-sia?

Salah satu tanda baiknya Islam seseorang, salah satu ciri bagusnya kualitas imam kita adalah terhindarnya diri kita dari hal-hal yang tidak banyak bermanfaat. Dan, salah satu tanda kebaikan seseorang dia meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi dunia dan akhiratnya.

Jadi, kalau obrolan di dalam grup sudah mengarah pada hal-hal yang tidak jelas, apalagi cenderung haram, tidak ada solusi lainnya selain meng-CUT perhatian darinya, selesai. Bukannya justru berpindah dari satu grup ke grup yang tak jauh berbeda lainnya.

Belajar Membagi Waktu dari Ulama Terdahulu

Hasan Al-Basri pernah mengatakan. "Salah satu tanda Allah berpaling dari seseorang (kita), Allah akan biarkan kita sibuk mengurusi hal-hal yang tidak bermanfaat bagi dirinya."

Dengan kata lain, apabila kita coba melakukan evaluasi, atau bahkan mencatat, terhadap waktu-waktu yang tidak bermanfaat dalam sepekan ke belakang saja, bisa jadi mayoritas waktu kita itu habis untuk sosial media. Itu artinya Allah telah berpaling dari kita.

Kita sudah tidak diberikan hidayah, taufik, bimbingan oleh Allah, yaitu dengan membiarkan kita disibukkan oleh hal-hal yang tidak produktif dan bermanfaat. Kita ditinggalkan oleh Allah.

Mungkin kita sudah mengaji dan penampilan kita sudah mengikuti Sunnah Nabi Shalallahu 'Alihi wa Sallam, tapi Allah tidak hanya melihat yang tampak di luar seperti penampilan, karena penampilan hanyalah satu bagian dari Sunnah secara keseluruhan. 

Untuk itulah, ulama terdahulu benar-benar menjaga waktu dan tidak suka membahas persoalan-persoalan yang tidak bermanfaat. Sampai-sampai ada seorang yang bertanya kepada Imam Malik Rahimahullah. "Wahai Imam Malik, berapa usia Anda?"

"Urus diri Anda sendiri, apa gunanya Anda tahu umur saya? Tidak ada gunanya Anda menanyakan umur saya. Kenapa Anda tidak bertanya bagaimana cara berwudhu, bagaimana cara salat, bertanya tentang Tauhid. Banyak hal lebih penting untuk Anda tanyakan."

Keadaan hari ini tidak jauh berbeda. Bahkan, kemajuan teknologi membuat sebagian dari manusia di zaman ini lebih kepo lagi. Berbagai hal yang bukan urusannya ditanya dan dicampuri, ada update isu-isu 'menarik' dibahas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun