Bisa kita menjadi masuk dalam lima besar ekonomi terkuat dunia. Bisa masuk, tapi tantanganya tidak mudah. Dan itu berkali-kali saya sampaikan. Itu, peluangnya, opportunity-nya, hanya berada dalam kurun waktu 13 tahun ke depan. Sehingga, pemimpin ke depan ini sangat menentukan. Negara ini bisa melompat maju atau tidak. Joko Widodo, Presiden RI ke-7.
Debat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang kedua digelar 22 Desember nanti malam dan disiarkan secara langsung oleh sejumlah stasiun televisi.
Berdasarkan pengalaman berdemokrasi pada periode-periode sebelumnya, hasil jajak pendapat lembaga survei sepakat bahwa penampilan kontestan dalam debat berdampak pada elektabilitas capres.
Penguasaan topik yang diperdebatkan oleh kontestan dan gaya penyampaiannya yang lebih tenang dan meyakinkan, bisa dipastikan lebih memuaskan pemirsa debat ketimbang lawannya yang kurang menguasai, terlebih jika cara penyampaiannya kurang tenang dan tak meyakinkan.
Berangkat dari hal tersebut, sebagai pendukung setia Prabowo Subianto, wajar saja jika saya harap-harap cemas akibat pembawaannya yang menggebu-gebu dan terkesan kurang tenang dalam beberapa kesempatan saat diliput oleh media.
Namun, seolah saya kembali 'diyakinkan' untuk tetap mendukung pak Prabowo, kalau dilihat-lihat dan dicermati lagi, pernyataan-pernyataan Prabowo Subianto di beberapa tayangan video yang agak lawas, beliau bukannya tidak bisa berbicara dengan santai dan tenang.Â
Belum lagi jika saya menimbang-nimbang dan mengingat lagi soal 'foto/video kedekatan' pak Prabowo dalam beberapa kesempatan kunjungannya ke warga di berbagai daerah. Bisa jadi beliau adalah tokoh besar nasional yang paling sering dipeluk dan memeluk rakyatnya. Istilah apa lagi yang cocok diucapkan selain pak Prabowo adalah sosok pengayom, santun, berhati lembut, dan tulus?
Kalau mau, bisa saja pak Prabowo ongkang-ongkang di kediamannya yang mewah itu di sisa usianya yang hampir senja, dari pada harus capek-capek blusukan ke sana ke mari dan memikirkan rakyatnya, menyelesaikan berbagai tugas yang pasti sangat menguras tenaga dan pikiran. Logika sederhana ini sebenarnya cukup bisa dimengerti akal baligh. Maaf.
Jadi, bisa dikatakan kalau mungkin pak Prabowo sangat memahami konteks dan situasi tertentu, sehingga menggebu-gebunya Prabowo tak lebih tepat dikatakan sebagai reaksi situasional.
Bayangkan respons alamiah ketika seandainya seseorang melayangkan tuduhan atas perbuatan buruk yang dilayangkan kepada Anda.
Kalau tidak, katakan rumah Anda disusupi oleh pencuri yang tengah 'menguras' habis harta benda milik Anda, kecuali Anda masih manusia normal, saya membayangkan tidak mungkin Anda akan bersikap santai dan tidak melakukan apa-apa, terlepas dari apakah Anda melawan si pencuri dengan berteriak-teriak maupun tidak.Â