Diketahui bahwa pembangunan Bendungan Batu Tegi, Lampung menelan anggaran hingga Rp920 miliar yang berasal dari APBN dan pinjaman uang pada Bank Japan For Internasional Cooperation.
Peran dan Keuntungan Pendekatan Pariwisata BerbasisDi sekitaran Bendungan Batu Tegi juga menjadi ladang pencaharian tersendiri masyarakat sekitar. Mereka memanfaatkan wisatawan yang datang ke Bendungan ini dengan menjual makanan dan pernak pernik.
Sampai di sini, berkaitan dengan peran masyarakat lokal dalam pemajuan pariwisata berkelanjutan, hingga kini berbagai potensi yang sudah diuraikan dari bendungan ini masih memerlukan pengelolaan dan pemanfaatan dengan baik lagi.Â
Faktanya, meski menjadi destinasi pariwisata berupa bendungan terbesar di Asia Tenggara, masih banyak dari masyarakat Indonesia yang belum mengetahui tempat ini.
Dogra dan Gupta (2012) di dalam "Pariwisata Berbasis Masyarakat", menyebutkan bahwa masyarakat punya posisi strategis dalam suatu destinasi pariwisata. Oleh sebab itu, keberlanjutan destinasi pariwisata sangat tergantung dari tingkat keterlibatan masyarakatnya dalam pembangunan destinasi pariwisata.
Masyarakat di dalam destinasi pariwisata yang kemudian disebut dengan masyarakat lokal memiliki potensi berupa beragam aktivitas yang dapat dikreasikan menjadi produk pariwisata.
Adanya budaya lokal, tinggalan masyarakat, dan festival menyediakan keunikan dan sesuatu yang baru dari perspektif wisatawan.
Dibandingkan dengan masyarakat dari luar destinasi pariwisata, mayarakat dengan pengetahuan dan kebijakan lokal tentunya akan lebih memahami produk pariwisata yang dikembangkan serta dampak yang ditimbulkan.
Masyarakat lokal juga mempunyai kontribusi dalam upaya mempromosikan produk destinasi pariwisata, lantaran masyarakat lokal merupakan komponen utama pembentuk citra destinasi pariwisata (Pike, 2004).
Begitu pentingnya peran masyarakat lokal dalam pengembangan destinasi pariwisata berkelanjutan hingga telah mendorong munculnya tren baru pengembangan pariwisata yang berbasis masyarakat lokal.