Terus tertulis diksi-diksi.
Melembut berbaur rima.
Abadikanmu pada dinding kertas.
Terlahir lewat imaji yang teretas.
.
Tintaku, mungkin kelak jadi cinta.
Sang pena, mungkin kelak pun merana.
Di kala tak lagi bertemu.
Tak lagi melebur jadi satu.
Lahirkan buah hati berupa tulisan-tulisan.
Yang hilang, terhempas angan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!