Mohon tunggu...
Sandi Novan Wijaya
Sandi Novan Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Calon Diplomat

Sampaikanlah walau satu ayat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Engkau Pena, Aku Tinta

5 September 2023   13:31 Diperbarui: 27 September 2023   12:58 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Engkau Pena, Aku Tinta

Engkau adalah tinta.

Aku sang pena.

Baca juga: Penuh Kecemburuan

Dan dunia adalah kertas.

.

Dikau selalu mengisiku.

Hingganya aku terus melukismu.

Baca juga: Tentangmu

Di celah antara langit dan bumi.

Nama dan bayangmu kusketsai.

.

Terus tertulis diksi-diksi.

Melembut berbaur rima.

Abadikanmu pada dinding kertas.

Terlahir lewat imaji yang teretas.

.

Tintaku, mungkin kelak jadi cinta.

Sang pena, mungkin kelak pun merana.

Di kala tak lagi bertemu.

Tak lagi melebur jadi satu.

Lahirkan buah hati berupa tulisan-tulisan.

Yang hilang, terhempas angan.

.

Terlalu jauhkah?

Aku abadikanmu.

Pada embus deru napasku.

Yang tertiup angin terenggut waktu.

Sebagai kesia-siaan pengharapan.

.

Pulanglah . . .

Kala kau lelah.

Aku 'kan tetap jadi pena tempatmu bernaung.

Hatiku selalu dapat kau jadikan tempat berteduh.

Dari terik dan sakitnya percintaan.

.

Hatiku lah rumahmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun