Mohon tunggu...
Sandi Novan Wijaya
Sandi Novan Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Calon Diplomat

Sampaikanlah walau satu ayat.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Jelang KTT ASEAN 2023, Waspadai Konflik "Rusia-Ukraina" Baru di Asia

4 September 2023   10:56 Diperbarui: 4 September 2023   19:02 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KTT ASEAN 2023/US Navy/LCS (Institut Boyma) 

AS menyatakan bahwa kehadirannya dalam sengketa LCS hanya dalam upaya untuk menjaga kebebasan navigasi kapal di perairan internasional, menjaga perdamaian dan mengurangi risiko sengketa di kawasan, serta tidak mendukung pihak mana pun dalam sengketa.

Namun demikian, upaya tersebut juga diikuti dengan berbagai aktivitas kerja sama militer di wilayah sengketa. Aktivitas tersebut dapat dilihat, misalnya, melalui kunjungan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton ke Filipina pada tahun 2011 untuk menekankan kembali kerja sama militer kedua negara.

Clinton menyatakan bahwa kerja sama kedua negara menjadi dasar dari hubungan bilateral, penguatan visi bersama mengenai kerja sama strategis, politik, ekonomi, dan hubungan people-to-people (VOA, 2011).

Lalu apa? 

Jalan Tengah Indonesia

Pada pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN ke-56 bulan Juni lalu, Retno Marsudi, selaku Menlu RI mengatakan, negara anggota ASEAN berkomitmen untuk memperkokoh soliditasnya. Maka, guna mempersiapkan hadapi tantangan masa depan, para Menlu ASEAN sepakat untuk mulai membahas ASEAN Concord IV.

Draft terakhir ia harapkan bisa disampaikan pada KTT ASEAN 2023 untuk mendapatkan persetujuan para pemimpin ASEAN. Concord ini disepakati untuk menjadi visi dan panduan ASEAN untuk jangka panjang, ASEAN 2045.

ASEAN harus bisa mendorong langkah lebih lanjut terkait penyelesaian konflik LCS. Sebab, dalam beberapa waktu terakhir ASEAN terkesan kurang dihormati keberadaan maupun peranannya di kawasan. Dalam artian, seharusnya ASEAN menjadi penengah konflik LCS.

Ketika sudah terjadi kesepakatan pada KTT ASEAN 2023 nanti,  apa pun keputusan yang diperoleh harus dihargai dan tidak ada konflik susulan. Dengan demikian, Tiongkok dan negara-negara lain yang saling mengklaim dan terus bertikai berkepanjangan tidak menemui titik buntu di kemudian hari. 

Keberhasilan Indonesia pada saat menjadi presidensi G-20 tahun lalu diharapkan mampu melanjutkan keberhasilannya pada KTT ASEAN 2023 di Jakarta esok. Sinergisitas yang solid antarnegara ASEAN sangat dibutuhkan dalam menjawab berbagai tantangan di depan.

Terlebih dalam memori kelembagaan ASEAN, Indonesia dikenal memiliki rekam jejak kepemimpinan yang baik, karena bagaimanapun Indonesia sebagai sebuah kekuatan di kawasan ini pernah menjadi Macan Asia. Masyarakat berharap kepemimpinan Indonesia di ASEAN tahun ini bisa mewujudkan sejumlah target yang ditetapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun