Mohon tunggu...
Sandi Novan Wijaya
Sandi Novan Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Calon Diplomat

Sampaikanlah walau satu ayat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Rahasia Hidup Tenang Secara Permanen

15 Juli 2023   08:39 Diperbarui: 15 Juli 2023   09:06 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Syeikh Ali Jaber rahimahullah.

Sebagai seorang muslim yang di setiap salat-nya membaca sebuah ayat dalam iftitah kita tetapi mengapa dalam kehidupan kita bertentangan.

Banyak dari muslim yang merasa gelisah, stres, dan mengeluh karena datangnya ujian. Hakikat dunia adalah ujian jika tidak ada ujian namanya surga.

Ketahuilah bahwa yang membuat kita tahan terhadap ujian dan menghadapinya adalah ingatlah bahwa semua itu tidak ada yang ada yang merugi di hadapan Allah selama kita ikhlas dan sabar.

Prinsip Syekh Ali Jaber dalam Ikhlas dan sabar, sempurna pahala, dan takdir akan berjalan (berlalu) sedangkan kita tetap akan diam di tempat. Sangat merugi jika kita tidak ikhlas karena hilang pahala tapi takdir tetap berjalan. Jadi, terserah kita mau pilih yang mana sempurna pahala atau rugi.

Rasulullah sudah menjanjikan bahwa tidak ada satupun bagi seorang mukmin walaupun hanya sebuah duri yang menancap pada tubuhnya yang tidak Allah gantikan dengan pahala. Begitu Maha Baiknya Allah terhadap orang mukmin dan hal itu hanya dimiliki oleh orang mukmin.

Hari ini sehat besok sakit, hari ini lancar besok macet, dan hari ini kaya besok miskin. Kenapa perubahan selalu ada? Tak lain karena ini ujian. Jangan kita kita orang paling kaya sekalipun tidak diuji. Justru kekayaannya itu adalah ujian. Orang miskin juga diuji tapi bukan diuji dari sisi harta, melainkan diuji dari sisi kemiskinannya.

Orang sehat yang tidak pernah sakit pun temasuk ujian. Jika dia sadar, nikmat sehat bisa menjadi ujian apakah dia selalu ingat dan bersyukur kepada Allah. Dan dia menggunakan nikmat ini untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Lupa bersyukur atas nikmat sehat berarti ujian. Nikmat sehat tersebut menjadi fitnah. Oleh sebab itu, orang saleh pintar dalam membedakan antara nikmat dengan ujian. Sangat pintar.

Mengapa mereka sangat pintar? Karena nikmat yang dia terima dianggap ujian. Dan sebaliknya, setiap ujian yang dia hadapi dianggap nikmat. Begini orang saleh bersikap.

Berbeda dari kebanyakan orang, saat mendapat ujian mereka bertanya, "Kenapa saya diuji oleh Allah?" Maka jika itu menimpa orang yang bekeluarga stres dan punya keturunan stres. Belum punya keturunan stres, begitu seterusnya dan seterusnya. Lalu, apa maunya manusia?

Masing-masing manusia tidak senang dengan keadaannya. Kaya stres, miskin stres. Sehat stres, sakit stres. Punya keturunan dan tidak punya keturunan stres. Bermasalah terus dalam hidupnya.

Malah ada yang berkata, "Lebih baik tidak usah punya keturunan. Yang berarti tanda sudah putus asa. Namun, begitu dia tidak punya keturunan dia minta keturunan.

Itu disebabkan kita tidak bersedia sedari awal. Sejatinya, itu masalah kalbu (hati). Semua gerak dan langkah manusia tergantung hatinya.

Amalan manusia ada dua, yaitu amalan kalbu dan amalan perbuatan (amalan yang dilakukan dengan tangan, kaki, mata, telinga, gerakan salat, haji, jihad, dan lain sebagainya).

Namun, dasar dari seluruh amalan manusia itu diawali dari kalbu atau hatinya. Karena semua amalan kita diawali dari kalbu, maka di hati kita harus memiliki dua hal, yakni cinta dan kejujuran. Sekali lagi, kalbu kita harus terisi dengan cinta dan kejujuran.

Dua hal ini merupakan amalan yang ada di dalam kalbu. Jadi, dengan adanya cinta dan kejujuran maka akan menimbulkan masalah khusyu', tenang, sakinah, tidak adanya rasa sakit hati, tidak adanya sifat hasud, tidak adanya sifat iri. Ini semua dasarnya cinta dan kejujuran.

Yang dimaksud cinta di sini adalah mencintai Allah dan Rasul-Nya atas segala sesuatu. Dan itulah yang paling berat. Semua umat Muslim mengaku cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, tetapi perilakunya membuktikan sebaliknya atau bertentangan.

Orang boleh menjaga dirinya dari perbuatan zina. Namun dia lupa bahwa ada zina tangan. Zina merupakan dosa besar dan mendekati atau berhubungan dengan cara yang haram itu namanya zina. Namun ada orang yang setiap hari berzina.

Dia mungkin lupa bahwa Allah tidak melarang perbuatan zina, tapi yang Allah llarang adalah mendekati zina. Karena perbuatan zina itu pasti ada proses. Tidak mungkin orang tiba-tiba mau melakukan zina. Itulah yang dilarang oleh Allah.

Mata berzina, dan tangan pun berzina. Karena perbuatan zina yang paling mudah untuk dilakukan adalah dengan tangan (menggunakan hp untuk tujuan buruk).

Banyak orang yang lupa bahwa mengetikkan pesan-pesan yang buruk seperti mencela, fitnah, hoaks, dan lain-lain adalah suatu bentuk zina yang dilakukan dengan tangan.

Kemudian dia juga lupa bahwa Allah Maha Mengetahui dan dan akan Allah bertanya tentang tulisan tesebut. Satu kata saja bisa membawa orang ke neraka selama 70 tahun.

Coba bayangkan, untuk setiap pesan yang kita tulis di media sosial, SMS, WhatsApp, dan lainnya ada berapa jumlah kata. Inilah yang perlu kita sadari.

Pantas jika ibadah kita selama ini banyak bermasalah, padahal mungkin kita setiap hari rutin melaksanakan salat tahajud, tidak pernah tertinggal puasa Sunnah Senin dan Kamis, menjaga silaturahim, baik hati, lembut, tawadhu', berbuat baik kepada semua orang, dan suka memaafkan biarpun orang sengaja berbuat salah kepada kita, kita sudah lebih dulu ikhlas memaafkan.

Akan tetapi, itu semua tidak ada artinya jika kita tidak memperhatikan hal-hal kecil tadi, seperti zina tangan, zina mata, dan zina telinga. Maka, mari kita sebagai orang yang beriman masuk ke dalam Islam secara keseluruhan (kaffah). (Surah Al-Baqarah Ayat 208).

Jadi, apabila kita lihat sejenak pada Surah Yasin ayat 65, maka sangat jelas bahwa tangan akan bersaksi atau berbicara dan menutup mereka, karena mulut dan lidah mereka akan berusaha membela dan mencari-cari alasan.

Kami tidak sengaja, kami tidak pernah berbuat begitu. Dan begitu seterusnya jawaban dari mulut mereka sampai ditutuplah mulut mereka oleh Allah dan bersaksilah anggota tubuh mereka. Tidak ada satu pun tempat berlari dan perlindungan bagi kita.

Maka semestinya kita takut kepada Allah Azza wa Jalla supaya kita tenang dalam menjalani kehidupan. Karena semakin tinggi rasa takut kita kepada Allah, maka semakin aman dan tenang hati kita.

Berbeda jika kita takut kepada manusia, orang zalim, orang jahat, dan kita takut kepada apa pun dalam lingkungan hidup kita di dunia, itu justru membuat kita merasa tidak nyaman.

Kenapa takut kepada Allah membuat kita merasa tenang dan aman? Karena ketakutan kita kepada Allah membuat kita hanya bersandar, berharap, berpegangan, dan berlari kepada Allah.

Lantaran kita merasa takut, maka bertambahlah zikir. Kemudian akibat memperbanyak zikir, lalu apa yang akan kita dapatkan? Allah berikan ketenangan (QS

Perhatikan baik-baik, mengapa selama ini kita berzikir tapi tidak pernah merasa tenang adalah karena belum ada rasa takut kepada Allah. (Ar Ra'ad ayat 24, 28).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun