Sejak itu pulalah nenek moyang bangsa Indonesia juga dikenal sebagai pelaut ulung dan tangguh untuk berlayar mengarungi luas samudera menggunakan perahu hasil karya anak bangsa Nusantara sendiri.
Era kejayaan maritim Nusantara ini diawali dari sebuah negeri yang terletak di antara sungai Chandrabhaga dan Golmatty pada masa Kerajaan Tarumanagara (Prasasti Tugu), yaitu Chalava (kini Jakarta).
Lantas, tampaknya sejarah itu telah berulang kembali di mana pada tanggal 27 Desember 2001 dan 2014 semangat membangun kekuatan maritim itu kembali didengungkan dan bergema seiring dengan dicanangkannya Seruan Sunda Kelapa dari tempat yang sama oleh mantan Presiden Megawati Soekarnoputri dan Visi Poros Maritim Dunia oleh Presiden Jokowi.
"Seruan Sunda Kelapa" dan "Visi Poros Maritim Dunia" itu seakan membangunkan kembali bangsa ini dari lelap tidur panjangnya, dan membuat bangsa ini seakan tersentak, bangkit, serta bersemangat membangun kembali negeri maritim Nusantara yang saat ini terbilang tertinggal jauh dari negeri-negeri jirannya.
Sebagai negara kepulauan yang dikelilingi dan dihubungkan laut, tentu saja dalam membangun kembali kejayaan kemaritiman dan kelautan tidak ada kata terlambat. Kita harus bangkit, membangun, kuat, dan berjaya.
Sumber:
SP. Bernardie Hakim 2003. Sejarah Maritim Indonesia. Jakarta : Dewan Maritim Indonesia (DMI).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H