Mohon tunggu...
Sandi Novan Wijaya
Sandi Novan Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Calon Diplomat

Sampaikanlah walau satu ayat.

Selanjutnya

Tutup

Book

Buku "Gelombang Ketiga Indonesia", Mahakarya Agung Anis Matta

26 Juni 2023   17:08 Diperbarui: 18 Maret 2024   02:22 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buku Gelombang Ketiga Indonesia yang ditulis oleh Anis Matta ini menggunakan perspektif sejarah. Karena menurutnya, ketika kita melihat dalam satuan waktu yang besar, realitas yang terangkum juga semakin luas.

Selain itu, kita dapat menggunakan pendekatan holistik dan bukan semata diagnostik dalam memahami realitas Indonesia sebagai negara yang besar dengan struktur sosial yang kompleks. 

Muatan sejarah dinilai Anis mampu menghindarkan politik dari kedangkalan hingga membawanya pada kedalaman kesadaran. Maka dari itu, dengan memahami sejarah, politik akan bergeser dari pandangan sempit sekedar berebut kekuasaan menuju keluasan cakrawala pemikiran, dari sekedar perdebatan mengurusi kenegaraan menjadi perbincangan arsitektur peradaban.

Nama "gelombang" itu sendiri tujuannya adalah untuk menggambarkan periodisasi sejarah. Mengutip suatu karya yang sempat populer pada era 1980-an, The Third Wave karya Alvin Toffler, saat itu Toffler bersama John Naisbitt sebagai orang yang dianggap mempunyai ilmu melihat masa depan alias "futurolog". 

Belakangan, pada 1993, terbit buku Samuel Huntington berjudul The Third Wave: Democratization in the Late 20h Century yang bercerita tentang proses demokrasi di Amerika Latin dan Asia Pasifik.

Seperti yang umum terjadi bahwa momentum berkumpulnya berbagai daya menciptakan gelombang, sehingga perubahan dapat terjadi dan meski berlanjut, garis sejarah  tidak berjalan lurus semata. Gelombang juga membelokkan sejarah, mengubah wajah masyarakat, serta mengganti peradaban.

Bila kita menggunakan analogi laut, gelombang tercipta oleh angin laut, atau pasang surut yang disebabkan oleh daya tarik bulan dan matahari. Di samping itu, terciptanya gelombang juga bisa karena gempa, aktivitas vulkanik, ataupun pergerakan lempeng tektonik di dasar laut. 

Lebih jauh gelombang merupakan resultan dari berbagai faktor pendorong yang mempengaruhi. Faktor pendorong (drive) itu ada yang berasal dari dalam dan dari luar. Itu juga yang tampak pada hipotesisnya tentang gelombang sejarah Indonesia.

Dalam bab utama buku ini, penulis membagi tiga gelombang perubahan yang pada ketiganya mempunyai faktor pendorongnya masing-masing. Dan, pada setiap gelombang memiliki beberapa elemen yang secara konsisten digunakan sebagai kerangka.

Buku
Buku "The Third Wave" karya Alvin Toffler

Gelombang Pertama: Menjadi Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun