Mohon tunggu...
Sandi Novan Wijaya
Sandi Novan Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Calon Diplomat

Sampaikanlah walau satu ayat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mencintaimu Begitu Rumit

25 Juni 2023   06:54 Diperbarui: 25 Juni 2023   07:00 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencintaimu Begitu Rumit

Pada sela jemarimu saja kuharapkan ringkih genggamanku menjadi kuat.

Kamu selalu mampu membuatku jatuh kembali.

Kepada cintamu yang rumit itu.

Mencintaimu tak sesederhana cinta Sapardi.

Seandainya demikian jarak ini ingin sekali kukarungi.

Agar tiada sekat antara kita.

Pada jemarimu saja aku ingin celah jemariku terisi.

Baca juga: Gersang di Hatimu

Tersempurnakan kekuranganku dengan lebihmu.

Dan, kusempurnakan segala payahmu dengan mampuku.

Kembalilah wahai cinta.

Aku tahu engkau lelah.

Jika langkahmu tak mampu lagi menuntun.

Di sini aku rebahkan bahu untukmu bernaung.

Aku amati engkau kian lusuh.

Nadimu mengintip di balik kulit.

Menyeka kurus kering tubuhmu.

Sembari berkata; "Aku telah jerah".

Mengapa engkau terus berkelana?

Mencari di balik bukit-bukit rahasia.

Tentang hamparan samudera dan isinya.

Malah kini kusaksikan kau jatuh dan terperangah.

Wahai cinta, malang nian nasibmu.

Mengais lelah meneguk peluh.

Hanya untuk memeluk fatamorgana.

Kau biarkan kesucianmu terlunta-lunta.

Bila takdir tak mau bicara.

Maka diamlah, cinta.

Jangan engkau usik lembah-lembah itu

yang tebingnya rapuh dapat celakakanmu.

Kemarin engkau pergi dengan segala elokmu.

Kini engkau compang-camping tak menentu.

Wahai cinta, aku tahu engkau lelah.

Mengunyah perih dan durjana.

Dalam safarmu yang kian merana.

Lantas, kini kau mau apa lagi?

Ringsek disambit khianat.

Kala engkau memberi percaya pada semu.

Kembalilah, aku adalah rumahmu.

Keelokanmu yang hilang tak akan mengubahku.

Namun tetaplah genggam yakinmu itu.

Hingga engkau kembali di dunia atau pun di nirwana.

Rebahlah.

Peluklah.

Bahagia yang berlarian itu.

Yang kau cari hingga kerak bumi.

Namun tak kunjung kau dapati.

Aku menyimpannya.

Untukmu kala kau luka.

Sehingganya aku dapat buatmu menetap.

Dalam sisa hidupmu yang hampir putus dalam berharap.

Kembalilah wahai cinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun