Tidak ingin menonjol dan tidak suka dipuji
Zaman sekarang itu begitu kita melakukan apa pun kita seolah diwajibkan memfoto dan membagikannya di median sosial dengan tujuan agar semua orang tahu apa yang kita kerjakan. Bila tidak ada yang memberikan like dan komentar kita lantas merasa sedih dan kecewa.
Peradaban sekarang ini disebut Dr. Faiz dengan FoMO (Fear of Missing Out) karena kita khawatir kehilangan momen. Melakukan kebaikan jika tidak dipos ke media sosial terasa ada yang kurang, bahkan terkadang salat saja diposkan. Padahal, orang yang ikhlas tidak begitu tertarik untuk menonjol serta tidak haus akan pujian. Kalaupun ia terlihat unggul terlihat menonjol di antara yang lain karena prestasi maupun kepribadiannya, ia tidak masalah dengannya tapi itu bukan target.
-
Selalu muhasabah dan berusaha memperbaiki kelemahan-kelemahannya
Orang sudah sudah mencapai keikhlasan sempurna, perasaan benar sendiri, paling ikhlas, paling nomor satu dari semua orang, dan mencari-cari kekurangan atau kelemahan orang lain tidak sedikit pun terlintas dalam benaknya. Mereka tidak punya waktu serta tidak meneyediakan tempat buntuk mengotori hatinya dengan keburukan.
Malahan, orang seperti ini selalu disibukkan dengan melihat ke dalam hatinya sendiri. Dia tidak ingin jika hal-hal yang menjadi kelemahannya merusak keikhlasan yang telah susah payah dibangunnya, terlebih hubungannya dengan Allah jadi berjarak.
Lebih suka melakukan amal secara rahasia
Berbalikan dengan peradaban yang sering kita saksikan hari ini, tidak adanya "bukti" foto dan video dari hasil suatu kebaikan seseorang dianggap hoax. Akhirnya, mau tak mau jika kita terus dicekoki oleh pemikiran seperti ini, bawah sadar kita pun menyetujui.
Menurut Dr. Faiz, sebagai turunan dari peradaban FoMo, lantas ini bisa juga disebut sebagai peradaban riya', apa pun ingin dipamerkan. Untuk itu, kita harus selalu berhati-hati dan menjaga jiwa kita agar tidak teracuni oleh pemikiran yang bermasalah ini.
Tanda Diri Kita Sudah Ikhlas Menurut Syaikh Zun Nun Al-Misri
Berkenaan dengan dengan tanda orang sudah ikhlas, Syaikh Zun Nun Al-Misri lebih tegas lagi dalam mendefinisikannya: