Saya pernah membaca artikel-artikel yang memberitakan bahwa kesuksesan Leicester City jadi juara Liga Premier Inggris berkat doa-doa dari para biksu Thailand dan pemiliknya saat itu (warga Thailand).
Pak, kami yang berada di segenap penjuru Nusantara penggemar sepakbola nasional tidak pernah kehabisan opsi doa terbaik bagi kemajuan persepakbolaan kita l. Namun, apalah arti doa jika kita sebagai anak bangsa tidak merumuskan visi misi dan menjalankannya dengan teguh.
Saya bukan bermaksud menggurui bapak-bapak sekalian yang tentu saja lebih memahami bidang olahraga ini. Bapak juga pasti sudah menyusun rencana terbaik dalam mendongkrak prestasi Timnas kita. Namun, lagi-lagi apalah arti visi misi bila tidak dijalankan dengan teguh dan terencana.
Jika bapak berkenan, kita bisa memanfaatkan berbagai ajang yang Indonesia ikuti dengan memasang target di posisi mana kita akan finish? Di samping itu, agenda-agenda laga friendly match (FIFA Matchday) setiap tahun seperti biasanya dapat dijadikan sebagai target tahunan untuk menaikkan peringkat Indonesia, dengan menyesuaikan raihan poin kemenangan atau imbang yang diraih.
3. Federasi yang Solid
Berkaca dari pembekuan Indonesia dari kompetisi di bawah naungan FIFA pada 2015 yang lalu, haram hukumnya untuk kita berpecah belah.
Sama sekali tidak berguna jika kita hanya mementingkan ego dan kepentingan kelompok masing-masing sementara putra-putri bangsa kita harus merana dan terkubur bersama mimpi-mimpi dan potensi mereka imbas dari adanya perpecahan di tubuh PSSI.
Dengan federasi yang solid dan memiliki tujuan yang sama, masyarakat dan para atlit kita pun jadi percaya dan tak segan-segan untuk mencurahkan dukungannya kepada bapak-bapak sekalian. Maka, impian garuda untuk mengepakkan sayap-sayapnya ke seluruh dunia pun bukan hanya mimpi di siang bolong.
4. Dukung Penuh Pelatih dan Para Pemain
Masalah pecat-memecat pelatih sejak 2010 sampai kedatangan coach Shin Tae-yong merupakan masalah yang cukup menggelikan dengan menilik tidak adanya satu pun piala yang kita berhasil kita dapatkan dari pemecatan itu. Harap bapak terus mempercayakan siapa pun pelatih dengan rencana dan gaya kepemimpinannya sendiri. Intervensi yang berlebihan hanya akan membuat Timnas terus berputar-butar di dalam lingkaran yang tak menemui ujung.