Mohon tunggu...
Sandi Novan Wijaya
Sandi Novan Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Calon Diplomat

Sampaikanlah walau satu ayat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Hati yang Terbaring di Pusara

17 Juni 2023   06:44 Diperbarui: 15 Juli 2023   16:35 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Sandy Novan Wijaya

Dan dulu dia pernah berkata; Aku tidak mau engkau menjadi semua itu, Aku hanya mau kau jadi dirimu yang dipenuhi cinta, cinta yang tak luntur oleh lekangnya usia, cinta yang ada ketika cinta-cinta yang lain hilang. Dia tersenyum getir.

Bukankah apa yang kusebutkan tadi adalah cinta yang kau inginkan sayang, cinta yang terus hidup saat cinta yang lain tak mampu melakukannya, cinta yang terus ada bahkan setelah aku tiada. Kekasihnya menyela.

Tak terasa kini dia telah terpisah dengan orang yang sangat tidak dia sukai. Pria yang dulu selalu berusaha mencari celah dirinya, untuk kemudian melumpuhkannya. 

Sekarang, benar-benar terasa bahwa pria itu tulus mencari celah pada hatinya yang selama ini dia tutup-tutupi. Pria itu berbeda dengan kebanyakan pada pria seusianya. 

Dok. Sandy Novan Wijaya
Dok. Sandy Novan Wijaya

Pria itu matang dan juga perasa, sangat menyenangkan mengetahui ada orang yang mampu merasakan sesuatu yang ingin kita bagi, tetapi kita tak bisa melakukannya.

Sejatinya, dia ingin luluh pada pria itu. Namun, kala itu dia terlalu takut untuk membuka pintu hatinya yang telah dia tutup untuk membendung segala celah dan kerapuhan di dalamnya.

Maka karena ketakutan itu, dia tak membiarkan pria itu dan malah memutuskan untuk membencinya. Karena baginya, tertangkap basah akan kelemahnya adalah suatu hal yang memalukan, apalagi pada pria seperti pria itu. 

Dia melakukan blokade pada pikiran dan perasaannya sendiri. Dan, dia berusaha meyakinkan dirinya bahwa kehangatan dari pria itu adalah ilusi dan tipuan yang harus dia enyahkan. 

Maka, dia memutuskan untuk bertindak tegas (sejatinya kasar) dengan menghina pria itu, pria yang sejatinya telah menggoreskan namanya di hati pria itu.

Setelah bertahun-tahun lamanya terpisah, kini benar-benar terasa. Dulu adalah kesalahan, dia melepaskan bulan yang terang pada malamnya dan berlari menenggelamkan diri pada telaga kegelapan yang menyedihkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun