Mohon tunggu...
Sandrya Dewi
Sandrya Dewi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas MahaSaraswati Denpasar

Selanjutnya

Tutup

Financial

Financial Check-Up di Masa Pandemi Covid 19

13 Mei 2020   07:53 Diperbarui: 13 Mei 2020   12:08 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Ni Luh Putu Sandrya Dewi, SE.,MSi, Dosen Prodi Akuntansi, Universitas Mahasaraswati Denpasar

Tahun 2020 adalah tahun yang tidak pernah kita duga bahwa dunia dilanda wabah virus mematikan yang kita sebut sebagai covid-19. Covid 19 ini adalah virus yang menyerang organ tubuh manusia terutama yang tidak memiliki imunitas cukup baik. 

Awal virus ini muncul di kota Wuhan, China. Tidak perlu waktu lama, penyebarannya sudah meluas ke negara lain melalui keluar masuknya orang-orang dari negara tersebut. Banyak negara telah memberlakukan kebijakan lockdown, kecuali negara kita di Indonesia.

Dalam hal ini presiden Joko Widodo, lebih memilih memberlakukan PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar. Social distancing dan physical distancing resmi diberlakukan dan harus dipatuhi oleh setiap warga negara Indonesia untuk mencegah penyebaran covid-19 atau memutus mata rantai penyebarannya. Mengurangi kegiatan di luar rumah dan sering mencuci tangan. 

Protokoler datang dari luar maupun yang akan berpergian harus sungguh-sungguh diperhatikan, apalagi jika memiliki anggota keluarga yang sudah usia renta dan anak-anak. Pembatasan ini nyaris membuat semua orang merasa kesulitan dan makin khawatir dengan kelangsungan hidup selama masa pandemi ini. 

Tidak sedikit warga Indonesia yang kehilangan pekerjaan karena dirumahkan sementara, menurunnya pendapatan usaha di segala sektor terutama usaha di bidang pariwisata, dan  bahkan banyak dari kita memilih banting setir menjalani usaha yang sekiranya dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. 

Alih-alih menunggu bantuan pemerintah, mencoba peluang dan usaha lebih baik dijalankan. Mungkin baru tersadar bahwa betapa pentingnya menata keuangan. 

Akuntansi dasar menyebut bahwa Aset atau Harta adalah Utang ditambah Modal atau Ekuitas. Persamaan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

 Aset atau Harta + Beban = Utang + Modal + Pendapatan

Persamaan Dasar Akuntansi diaplikasikan pada laporan posisi keuangan atau neraca. Harta bersumber dari kekayaan perusahaan, sedangkan utang dan modal merupakan sumber pembiayaan. Harta diperoleh dari sumber pendanaan. 

Jumlah harta akan sama dengan jumlah utang ditambah modal atau pendapatan. Bila Persamaan Dasar Akuntansi harus seimbang maka harta dapat diperoleh dari sumber pendanaan melalui utang, saham atau kombinasi keduanya. 

Namun, sebaliknya kondisi saat ini pendapatan justru makin menurun dan mulai berpikir apakah kita mampu membayar utang? akan berapa lama keuangan kita bisa bertahan pada masa sulit ini? Mari kita bahas satu per satu 

1) mempersiapkan dana darurat, sudahkah kita membuat pos keuangan untuk dana darurat? Mungkin selama ini kita nyaman dan tidak menyangka akan menghadapi masa sulit seperti sekarang ini. Dana darurat penting karena bersifat likuid (kas atau setara kas). 

Dana darurat menggambarkan kemampuan aset dapatsegera dikonversi dalam bentuk kas. Idealnya, hitungan antara 3 sampai 6 bulan ke depan dana cadangan dapat disimpan dalam multicash account. 

Dana ini ditujukan untuk membayar pengeluaran tidak terduga atau tidak direncanakan. Rasio ini bisa lebih besar terrgantung pada pekerjaan anda, status perkawinan, dan berapa jumlah anak.

2) menyimpan dana, bagi anda yang mempunyai kebiasaan menabung atau menyimpan dana tentu bagus. Tapi, menghabiskan dana lebih mudah dilakukan. Pertahankan kebiasaan ini untuk beberapa pos pengeluaran berikut ini yang mungkin akan berguna bagi anda, yaitu :

a) Pos pengeluaran sosial;

b) Pos pembayaran cicilan;

c) Pos perlindungan aset (asuransi);

d) Pos tabungan ( perencanaan investasi); dan 

e) Pos biaya hidup

Jadi, kita lebih memilih terus mengeluh dan menyerah pada keadaan, atau  menjawab tantangan dan meraih peluang yang bisa kita lakukan selama masa ini yang berdampak luas pada perekonomian global. Ada baiknya kita melakukan financial checkup yaitu pemeriksaan secara menyeluruh terhadap kondisi keuangan. 

Financial checkup dilakukan untuk mengetahui apakah ada indikasi masalah finansial, cara mengatasinya, dan sebagainya. Financial chekup adalah pemeriksaan pada kondisi kesehatan keuangan anda sama pentingnya dengan pemeriksaan kesehatan tubuh. Pemeriksaan dilakukan menyeluruh hingga pencatatan pengeluaran dan pemasukan jumlah kecil. 

Bagaimana dengan indikator dan rasio kesehatan keuangan anda? Untuk mengetahui lebih lanjut anda dapat berkonsultasi dengan konsultan keuangan yang diadakan secara gratis online mengingat situasi pada masa ini. 

Silahkan hubungi konsultan anda melalui Whatsapp : 

Andi Yuda Prayoga, S.Si, ITILv3, QWP

WA: 081703497555

Share Informasi ini untuk kita sama-sama membantu Keluarga, Sahabat, dan Kolega Anda dalam melakukan konsultasi perencanaan keuangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun