"Indonesia terancam kekurangan air bersih di masa depan"
Nampaknya pernyataan tersebut tidak masuk akal melihat keadaan Indonesia yang kaya akan sumber air yang berlimpah. Akan tetapi, menurut World Resource Institute (2015) menyatakan bahwa Indonesia memiliki risiko tinggi mengalami krisis air di tahun 2040. Beberapa studi yang saya baca menyatakan bahwa kelangkaan air sudah mulai terjadi di beberapa pulau seperti pulau Bali dan Jawa, terjadinya pencemaran air mengandung bakteri E Coli yang biasa ditemukan di tinja, beberapa daerah yang sangat sulit mendapatkan air bersih atau harga air bersih yang mahal, bahkan sumber air seperti dari tanah atau sungai tercemar oleh perilaku manusia sehingga manusia itu sendiri mendapatkan hukumannya karena air yang sudah tercemar rentan mengandung bakteri dan sudah tak layak konsumsi.Â
Faktanya ketersediaan air di Indonesia semakin lama semakin menurun. Hal tersebut disebabkan oleh persediaan air yang menurun akan tetapi kebutuhan meningkat yaitu jumlah manusia yang lahir semakin bertambah dari tahun ke tahun. Tentunya populasi yang semakin banyak di Indonesia sangat mempengaruhi kuantitas air bersih yang tersedia. Air bersih akan selalu menjadi kebutuhan prioritas utama manusia seperti kebutuhan air minum, mencuci baju, memasak, transportasi, pertanian, irigasi, industri, pertanian dan masih banyak lagi. Penggunaan air bersih yang tidak bijak atau terbuang dengan sia - sia dapat menjadi faktor kelangkaan air bersih semakin meningkat.Â
Musim hujan yang sedang melanda beberapa wilayah di Indonesia saat ini dapat menjadi solusi atas kelangkaan air bersih karena air yang diterima di daerah tersebut akan lebih berlimpah. Ketersediaan air yang tidak stabil sering terjadi karena beberapa daerah yang mempunyai iklim yang berbeda, terdapat daerah yang mendapat curah hujan yang tinggi dengan frekuensi sering juga sebaliknya, dimana beberapa daerah mengalami kemarau dengan waktu yang cukup lama. Selain perubahan iklim, faktor kelangkaan air bersih dapat disebabkan oleh kerusakan hutan atau alih fungsi lahan yang sangat berpengaruh pada ketersediaan air karena hutan sendiri berperan sebagai tempat penyimpanan dan penyaringan air.Â
Manusia juga berperan besar akan pencemaran sungai atau sumber air lainnya, dikarenakan aktivitas membuang sampah sembarangan yang sering dilakukan. Industri pun turut berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan terutama air itu sendiri, dimana masih ditemukan beberapa industri yang tidak membuang limbah sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan pemerintah. Sungai di indonesia sendiri sering kali tercemar oleh berbagai jenis limbah yang berasal dari aktivitas manusia dan industri. Jenis limbah utama yang mencemari sungai diantaranya:
1. Limbah Domestik (Rumah Tangga)
Masyarakat menjadi penyumbang terbesar dalam penggunaan air baik secara bijak atau tidak. Karena limbah domestik berasal dari aktivitas sehari - hari masyarakat, seperti:
- Limbah Cair: Air bekas mandi, mencuci, air yang sudah mengandung detergen, sabun, juga kotoran manusia atau tinja.
- Sampah Anorganik: Sampah yang sulit untuk terurai bahkan membutuhkan waktu ratusan tahun lamanya, yaitu seperti sampah plastik, botol, kantong plastik, dan styrofoam yang dapat menyumbat aliran sungai dan menimbulkan bencana banjir.
- Sisa Makanan dan Sampah Organik: Sisa makanan, daun kering, dan sampah dapur yang menumpuk yang dapat menyebabkan pencemaran biologis.
2. Limbah Industri
Pemerintah sendiri sudah membuat peraturan mengenai pengelolaan limbah yang tepat bagi para industri agar tidak mencemari lingkungan dan merugikan masyarakat sekitar. Akan tetapi, sampai saat ini masih saja ditemukan berbagai oknum pabrik dan industri yang masih membuang limbah secara langsung ke sungai tanpa mendapatkan pengolahan yang memadai terlebih dahulu, seperti limbah kimia beracun, pewarna dan zat kimia, bahkan logam berat.
3. Limbah Pertanian dan Perkebunan
Kegiatan hijau sekalipun juga turut berkontribusi terhadap pencemaran sungai, seperti pestisida dan herbisida yang digunakan untuk membasmi hama, tetapi dapat mencemari air dan membahayakan ekosistem perairan. Para petani akan selalu membutuhkan pestisida demi keberlangsungan pertanian dan perkebunannya. Pupuk kimia juga berperan karena kandungan nitrogen dan fosfor dalam pupuk dapat menyebabkan eutrofikasi yang dapat memicu pertumbuhan alga berlebihan dan mengurangi kadar oksigen di air.
4. Limbah MedisÂ
Rumah sakit dan fasilitas kesehatan juga menghasilkan limbah yang bisa mencemari sungai jika tidak dikelola dengan baik, seperti:
- Sisa Obat - obatan: Antibiotik, bahan kimia farmasi, juga obat - obatan yang sudah terbuang ke air. Otomatis air tersebut sudah terkontaminasi dan sangat tidak layak digunakan untuk berbagai aktivitas masyarakat sehari - hari.
- Jarum Suntik dan Alat Medis yang Sudah Terpakai: Benda tajam dan berbagai limbah biologis sangat berisiko dalam penyebaran penyakit.
5. Limbah Minyak dan Bahan Bakar
Kegiatan yang menggunakan minyak atau bahan bakar seperti kapal laut, atau bahkan bengkel di pinggir jalan sekalipun dapat mencemari sungai, seperti:
- Minyak Pelumas Bekas: Limbah oli dari kendaraan atau industri yang membentuk lapisan di permukaan air dan menghambat pertukaran oksigen.
- Kebocoran Bahan Bakar: Solar atau bensin dari transportasi air dan industri yang beracun bagi biota sungai.Â
Melihat dari berbagai faktor pencemaran sungai - sungai di Indonesia, nampaknya krisis air di tanah air ini semakin terasa. Kekacauan akan terjadi di seluruh wilayah Indonesia karena tantangan yang dihadapi semakin banyak. Bahkan ketimpangan akses air di berbagai wilayah pun sudah dihadapi saat ini. Berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kelangkaan air bersih dapat dimulai sejak saat ini juga. Kita dapat lebih bijak dalam penggunaan air bersih, menggunakan air secukupnya, membuat panen air hujan atau biopori, juga melakukan reboisasi. Regulasi pemerintah seperti reboisasi hutan gundul, pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan, membangun infrastruktur air guna memastikan distribusi yang lebih baik seperti pembangunan bendungan dan waduk, melakukan konservasi dan restorasi sumber daya air, pengelolaan air bersih dan sanitasi yang baik, dan berbagai regulasi lainnya yang harus selalu dilakukan oleh pemerintah demi keberlanjutan lingkungan.Â
Krisis air yang terjadi memerlukan kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam menjaga dan mengelola sumber daya air secara berkelanjutan. Upaya konservasi, efisiensi penggunaan air bersih, serta inovasi dalam pengelolaan air harus terus ditingkatkan agar Indonesia tidak mengalami krisis air yang berkepanjangan. Mari menjadi bagian dari aksi nyata peduli terhadap permasalahan yang sedang terjadi di bumi kita dengan upaya yang dapat kita lakukan sedari sekarang!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI