Kegiatan hijau sekalipun juga turut berkontribusi terhadap pencemaran sungai, seperti pestisida dan herbisida yang digunakan untuk membasmi hama, tetapi dapat mencemari air dan membahayakan ekosistem perairan. Para petani akan selalu membutuhkan pestisida demi keberlangsungan pertanian dan perkebunannya. Pupuk kimia juga berperan karena kandungan nitrogen dan fosfor dalam pupuk dapat menyebabkan eutrofikasi yang dapat memicu pertumbuhan alga berlebihan dan mengurangi kadar oksigen di air.
4. Limbah MedisÂ
Rumah sakit dan fasilitas kesehatan juga menghasilkan limbah yang bisa mencemari sungai jika tidak dikelola dengan baik, seperti:
- Sisa Obat - obatan: Antibiotik, bahan kimia farmasi, juga obat - obatan yang sudah terbuang ke air. Otomatis air tersebut sudah terkontaminasi dan sangat tidak layak digunakan untuk berbagai aktivitas masyarakat sehari - hari.
- Jarum Suntik dan Alat Medis yang Sudah Terpakai: Benda tajam dan berbagai limbah biologis sangat berisiko dalam penyebaran penyakit.
5. Limbah Minyak dan Bahan Bakar
Kegiatan yang menggunakan minyak atau bahan bakar seperti kapal laut, atau bahkan bengkel di pinggir jalan sekalipun dapat mencemari sungai, seperti:
- Minyak Pelumas Bekas: Limbah oli dari kendaraan atau industri yang membentuk lapisan di permukaan air dan menghambat pertukaran oksigen.
- Kebocoran Bahan Bakar: Solar atau bensin dari transportasi air dan industri yang beracun bagi biota sungai.Â
Melihat dari berbagai faktor pencemaran sungai - sungai di Indonesia, nampaknya krisis air di tanah air ini semakin terasa. Kekacauan akan terjadi di seluruh wilayah Indonesia karena tantangan yang dihadapi semakin banyak. Bahkan ketimpangan akses air di berbagai wilayah pun sudah dihadapi saat ini. Berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kelangkaan air bersih dapat dimulai sejak saat ini juga. Kita dapat lebih bijak dalam penggunaan air bersih, menggunakan air secukupnya, membuat panen air hujan atau biopori, juga melakukan reboisasi. Regulasi pemerintah seperti reboisasi hutan gundul, pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan, membangun infrastruktur air guna memastikan distribusi yang lebih baik seperti pembangunan bendungan dan waduk, melakukan konservasi dan restorasi sumber daya air, pengelolaan air bersih dan sanitasi yang baik, dan berbagai regulasi lainnya yang harus selalu dilakukan oleh pemerintah demi keberlanjutan lingkungan.Â
Krisis air yang terjadi memerlukan kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam menjaga dan mengelola sumber daya air secara berkelanjutan. Upaya konservasi, efisiensi penggunaan air bersih, serta inovasi dalam pengelolaan air harus terus ditingkatkan agar Indonesia tidak mengalami krisis air yang berkepanjangan. Mari menjadi bagian dari aksi nyata peduli terhadap permasalahan yang sedang terjadi di bumi kita dengan upaya yang dapat kita lakukan sedari sekarang!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI