Di tengah malam yang hening, seorang gadis berambut cokelat berjalan dengan pelan. Meskipun sekitarnya telah berubah gelap gulita, dia tidak merasa takut. Rasa hampa di dalam hatinya melebihi emosi apapun yang seharusnya ada.
Berjalan tanpa arah, tanpa tujuan. Kapan terakhir kali Amira merasa seperti ini? Begitu sendirian dan putus asa.
Entah sudah berapa lama dia berjalan. Hatinya sakit, seolah-olah dicengkeram dengan genggaman tangan kuat yang tidak mau lepas. Apa penyebab rasa sakit ini? Dia tidak tahu. Namun sekarang, Amira merasa bahwa dia butuh istirahat sejenak.
Amira berhenti di tempatnya. Saat ia mendongak kepalanya, gadis itu mulai mengamati lingkungan sekitarnya. Tidak ada apapun selain rumput-rumput liar sejauh matanya memandang. Satu-satunya hal yang berbeda adalah sebuah jalan setapak terbuat dari tanah di bawah kakinya. 'Dimana ini? Bagaimana aku bisa sampai di tempat ini?' tanya Amira dalam pikirannya.
Di ujung jalan tanah tersebut, dia melihat sebuah cahaya redup yang mengambang. 'Apa itu?' Penasaran, Amira pun mulai berjalan menuju cahaya tersebut.
Setelah beberapa langkah, Amira menyadari bahwa cahaya itu berasal dari sebuah tiang lampu, dan di bawahnya ada bangku taman. Sepertinya Amira sedang berada di suatu taman.
Namun, sebentar- Sepertinya ada sosok duduk di bangku itu?
Ya, ternyata ia tidak berhalusinasi. Di bawah cahaya redup itu ada sosok seorang kakek tua. Seluruh pakaiannya berwarna abu-abu gelap---Jika Amira tidak menyipitkan matanya, mungkin ia tidak bisa membedakan kakek itu dengan sekitarnya---Kakek itu juga memakai topi bowler yang selaras dengan pakaiannya. Sayangnya, Amira tidak bisa melihat wajah sang kakek dengan jelas karena tertutup topi tersebut.
Tiba-tiba, kakek tua itu bertanya, "Halo, gadis muda. Apa yang kamu lakukan disini?" Amira tercengang. Sepertinya kakek itu menyadari bahwa Amira sedang mengamatinya.
"Maaf, Kek. Sepertinya saya salah jalan-" Amira berbalik untuk kembali ke jalur ia datang, namun kakek tua itu memotongnya sambil berkata, "Sudah terlalu gelap, Nak. Sebaiknya kamu tidak berkeliaran sekarang, kecuali kamu ingin tersesat. Kemarilah, duduklah di sampingku."