Mohon tunggu...
Sandra Suryana
Sandra Suryana Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Pekerja

lulusan S1 Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Di Penghujung Rasa (Bab 1)

13 Juni 2020   08:33 Diperbarui: 19 Juni 2020   08:11 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kau bikin apa di kos setiap malam sampai bangun telat terus. chat kau sampai telpon berapa puluh kali juga kau tidak angkat. kau sebenarnya tidur atau mati suri?" kata - kata Yana diikuti dengan suara tertawa seolah mengejek teman prianya itu.

"Tidak,,, jao kalau tidur itu mati memang jadi kau telpon juga jao tidak akan sadar." balas pria itu dengan suara ketawa yang begitu besar.

Begitulah mereka ketika bertemu, akan muncul bahasa aneh untuk saling  mengejek kemudian menjadi candaan  yang tak ada habisnya.

Veky berbalik kearah belakang untuk menyapa beberapa teman pria yang duduk tepat di belakang mereka. Yah,,, pria ini adalah Veky, salah satu sahabat Yana dan Indri. Mereka bertiga sangat dekat, dimana ada Indri dan Yana maka tak heran lagi kalau lelaki hitam manis itu juga akan hadir.  Mereka sudah seperti induk ayam dan anak - anaknya. Veky juga berasal dari NTT, tepatnya dari Ende yang terkenal dengan pulau komodo dan danau 3 warnanya. 

Tidak heran sedikit dari teman kelas mereka yang luar NTT sering memanggilnya dengan sebutan veky komodo. Dia orang yang sangat cepat menyesuaikan diri, teman jawanya pun banyak, dia sangat asyik di ajak bicara apa lagi bercanda. Umurnya lebih mudah setahun di bawah Indri dan Yana. Veky memiliki tinggi badan yang bagus, berkulit hitam manis dengan rambut sedikit bergelombang. Yah wajahnya masih ukuran tampanlah.

"Senu,,,, ikut tidak ke kos? saya mau cerita sesuatu". ucap Yana sembari beranjak berdiri dari tempat duduknya.

"Oh,,, mau bicarakan tentang masa depan kita?" sambung Veky dengan nada menggoda sambil menarik tangan yana.

"Ahhh,,,, gila Kau nih... dasar tukang gombal." Sambil tersenyum Yana berusaha melepaskan tangan Veky. Itulah satu kelebihan Veky, sangat pintar menggoda gadis - gadis di kelas bahkan Yana slalu menjadi sasaranya. Indri sangat jarang di goda. Bagaimana tidak? setiap becandaan Veky sama sekali tidak membuat gadis itu tersenyum.

"Ayoh pulang,, sepertinya sedikit lagi hujan." Kata Indri dengan nada datar dan wajah juteknya.

"Ayoh Veky,,, jangan banyak bicara. Gombal saja terus kau ini." Kata Yana sambil menyeret tangan Veky yang masih sibuk becandain gadi - gadis di kelas itu. Mereka bertiga pun bergegas keluar dari kelas. Langkah kaki mereka pun perlahan beriringan menyusuri setiap jalan pulang.

Yana terlihat tertawa tanpa henti karena lelucuan yang dibuat Veky. Indri sesekali tersenyum melihat tingkahlaku 2 orang sahabatnya ini. Begitulah mereka ketika berkumpul, seperti pasien rumah sakit jiwa yang lupa diberi obat bius, akan banyak tingkahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun