Guru MI bertanggung jawab untuk menanamkan nilai-nilai agama Islam selain mengajarkan pengetahuan. Dalam era disrupsi, guru menghadapi tantangan untuk menggabungkan teknologi ke dalam ajaran agama tanpa kehilangan esensi pendidikan Islam. Teknologi dapat membuat pembelajaran agama lebih interaktif dan menarik, tetapi beberapa guru masih ragu atau tidak tahu cara memanfaatkannya dengan baik.
Peluang yang Dapat Dimanfaatkan :
- Akses ke Alat Pembelajaran Online. Dengan era disrupsi, lebih banyak orang dapat menggunakan sumber daya pembelajaran digital. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mereka, guru MI dapat menggunakan platform e-learning, video pembelajaran, dan aplikasi pendidikan.Â
- Dengan pelatihan yang tepat, guru dapat menggunakan teknologi untuk membuat kelas lebih interaktif dan produktif. Misalnya, pengalaman belajar siswa dapat diperkaya dengan aplikasi digital Al-Qur'an atau simulasi interaktif tentang sejarah kebudayaan Islam.
- Pembelajaran Proyek dan Kerja Sama. Pembelajaran berbasis proyek juga merupakan peluang di era disrupsi. Metode ini memungkinkan siswa bekerja sama untuk memecahkan masalah dunia nyata yang menggabungkan pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum.Â
- Ini juga memungkinkan siswa untuk mengembangkan kreativitas, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan kerja sama. Menurut Harari (2018), guru MI dapat memanfaatkan teknologi untuk mendukung kolaborasi lintas lokasi, misalnya dengan melakukan proyek dengan siswa di madrasah lain atau bahkan lintas negara melalui platform online.
- Relevansi Pendidikan Guru MI di Era Disrupsi. Jika guru MI dapat menyesuaikan diri dengan perubahan di era disrupsi, pendidikan mereka akan tetap relevan.
- Â Langkah-langkah penting termasuk adaptasi terhadap penggunaan teknologi, kurikulum yang disesuaikan dengan kompetensi abad ke-21, dan pendekatan pembelajaran yang lebih personal. Guru MI tidak hanya harus memahami materi pelajaran, tetapi mereka juga harus mampu menggunakan teknologi untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran.
- Kurikulum dan Pelatihan Guru Harus Diubah. Guru MI harus dilatih terus-menerus dalam penggunaan teknologi, metode pembelajaran interaktif, dan pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa.Â
- Pelatihan ini tidak hanya berfokus pada penggunaan teknologi, tetapi juga pada cara menggunakan teknologi untuk menanamkan nilai-nilai agama yang lebih efektif. Kurikulum MI harus dirancang ulang untuk memenuhi perubahan di era digital.
- Pentingnya Pembelajaran Berbasis Keterampilan.Â
- Pendidikan guru MI harus difokuskan pada pengembangan keterampilan siswa yang relevan di dunia kontemporer untuk menghadapi era disrupsi. Guru MI harus dilatih untuk menguasai model pembelajaran berbasis proyek, yang memungkinkan siswa berpartisipasi dalam tugas-tugas yang menantang, kreatif, dan relevan dengan dunia nyata.Â
- Mereka harus dilatih tidak hanya dalam penguasaan materi pelajaran tetapi juga dalam keterampilan berpikir kritis, inovatif, dan fleksibel. Santos, J. M., & Castro, R. D. (2021).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!