Mohon tunggu...
Sandra Aulia Putri
Sandra Aulia Putri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII MIPA 4

whatever you decide, just make sure that it makes you feel good about who you are.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Ekoenzim Si Cairan Ajaib

19 Februari 2022   13:29 Diperbarui: 19 Februari 2022   14:17 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Mendengar kata ekoenzim mungkin masih cukup asing di telinga beberapa orang, begitu pula dengan saya. Sekitar 4 bulan yang lalu guru ppkn saya menugaskan untuk melakukan sebuah percobaan produk organik dari limbah hasil dapur seperti sampah buah dan sayuran atau yang disebut ekoenzim. Awalnya saya merasa heran apa hubungan tugas ini dengan mata pelajaran ppkn tersebut. 

Setelah di telusuri ternyata ekoenzim merupakan cairan alam serbaguna hasil fermentasi dari gula, sisa kulit buah atau sayuran dan air, yang pertama kali dipublikasikan oleh Dr. Rosukon Poompanvong seorang pendiri asosiasi pertanian organik di Thailand yang telah melakukan riset mengenai enzim selama lebih 30 tahun. 

Fermentasi cairan ini mengandung alkohol dan asam asetat yang memiliki sifat disinfektan di lansir dari waste4change. 

Kandungan alkohol dan asam asetat ini terjadi secara alami akibat produksi metabolisme bakteri pada sisa kulit buah atau sayuran yang di fermentasi selama 3 bulan.

Maka dari itu kita bisa mengetahui bahwa jenis sampah organik dapat diubah dan diolah menjadi larutan enzim yang ramah bagi lingkungan karena ekoenzim sendiri, terjadi akibat  proses alami dan natural yang memudahkannya untuk terurai sehingga aman bagi manusia dan lingkungan. 

Untuk membuktikannya maka saya mencoba membuatnya dengan menggunakan sisa kulit buah jeruk nipis. Berikut alat dan bahan yang diperlukan:

Alat:

Wadah plastik/toples bekas berukuran 1 liter, timbangan, pisau.

Bahan:

Kulit buah jeruk nipis (150 gram), gula merah (50 gram), air (500 gram).

Langkah pembuatan:

1. Siapkan toples plastik bekas yang dapat ditutup dengan rapat.

Proses pembuatan ekoenzim akan menghasilkan gas sehingga membutuhkan wadah yang elastis.

2. Masukanlah limbah organik yaitu irisan kulit jeruk nipis, gula merah dan air.

Dengan perbandingan 3:1:10 sesuai ketentuan.

3. Tutuplah toples dengan rapat, simpan di tempat sejuk dan kering.

4. Dalam 1 bulan pertama, gas akan dihasilkan dari proses fermentasi, sehingga kita perlu membuka tutupnya sedikit, 2 kali sehari agar gasnya keluar.

5. Fermentasi ini berlangsung selama 3 bulan.

Setelah menunggu selama 3 bulan, tepatnya bulan Januari lalu saya membuka tutup toples tersebut dan cukup terkejut dengan hasilnya, saya pikir wangi yang dihasilkan akan busuk dan berbau tidak sedap, ternyata wanginya cukup harum dengan aroma jeruk nipis yang masih tercium dan sedikit asam. Warna yang dihasilkan pula hanya berubah menjadi lebih coklat dari sebelumnya. 

Ekoenzim tentunya memiliki beragam manfaat, mulai dari produksinya yang dapat mengurangi CO2 di atmosfer dan mengurangi pemanasan global, memurnikan air sungai yang terkontaminasi, meningkatkan kualitas udara, dapat digunakan sebagai cairan pembersih lantai, furniture dan toilet, bahkan dapat di gunakan sebagai pupuk juga penghilang hama pada tanaman.

Akhirnya saya jadi mengetahui alasan penugasan tentang ekoenzim ini, selain untuk mengurangi sampah organik yang kian meningkat tiap waktunya, ekoenzim memberikan berbagai manfaat baik untuk lingkungan secara umum dan lingkungan sehari hari kita.

Di era pandemi ini tentunya konsumsi buah dan sayuran akan meningkat di masyarakat, volume sampah organik dari sisa kulit buah dan sayuran tentunya akan lebih banyak di rumah. 

Dari pada membuangnya begitu saja, mari kita manfaatkan sampah tersebut menjadi cairan yang bermanfaat bagi lingkungan, selain caranya mudah dan bahannya yang pasti tersedia di rumah, Dengan membuat ekoenzim kita berpartisipasi akan bentuk peduli lingkungan, mengubah limbah organik menjadi produk sederhana yang tinggi nilai pemanfaatannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun