Kesepakatan yang kian dilanggar dan ditentang keras Belanda atas pelepasan tanah Irian Barat memicu Indonesia untuk merancang operasi militer rahasia. Presiden pula kala itu telah melewakan Tri Komando Rakyat (Trikora) sebagai delegasi pembebasan Irian Barat.
"Kerahkan semua kendaraan perang yang kita miliki, siapkan mereka! Turunkan KRI- Matjan Tutul-650, KRI Matjan Kumbang-653, KRI Harimau-654 dan KRI Singa, Segerakan kalian ambil posisi seperti yang telah di tugaskan". Teriak kapten kala itu.
"Maaf Kapten, sepertinya KRI Singa mengalami kerusakan dan kegagalan mesin yang pastinya sudah tidak bisa di berangkatkan". Kata seorang anak buah yang menghadap langsung kepada kapten".
 Kala itu Yos menjadi sosok penting kedua Angkatan Laut dengan jabatan yang ia punya sebagai Deputy 1 AL. Ia pun di tugaskan mengambil andil untuk memimpin dan menaiki KRI- Matjan Kumbang. Ketiga kapal yang tersisa tersebut tanpa lambat langsung bertolak menuju pulau di kepulauan Arafu, KRI Harimau yang diambil alih oleh Kolonel Sudomo berada tepat di depan KRI Matjan Tutul , Saat radar blips akan melewati 3 kapal itu tiba tiba terdengar tala dari sebuah mesin pesawat.
 "Eling eling, tatap ke sana, pesawat itu suruhan para kolonial Netherland, mereka pasti sudah berhasil mengendus siasat kita, kita telah tersudut oleh 3 kapal besar mereka yang sedari tadi sudah siap menyergap". Teriak kolonel Mursyid.
 Situasi yang seketika tenang berubah menjadi kacau balau penuh ketegangan. Hujan peluru yang di luncurkan dari kapal milik Netherland itu hampir mengenai KRI Harimau.
 "Luncurkan kembali serangan itu ke pihak lawan Yos".  teriak kolonel Sudomo.
 "Putar kan arah para kapal kita kembali kan ke pelabuhan, situasi ini sudah tak kondusif, jangan sampai semua ini malah berbalik mengancam keselamatan kalian". Perintah itu Yos kerahkan kepada para anak buahnya.
"Kapten kapten! Kapal ini terancam! lagi dan lagi mesin di sini mengalami kerusakan, kapal ini tak berputar haluan membuatnya terus menerus berbelok ke kanan".
"Siapkan diri kalian! Apapun yang terjadi di detik detik selanjutnya tetap lah berjuang atas nama Indonesia, pertahankan tanah kelahiran mu ini, berjuanglah walau binasa akhir nya dan Kobarkan lah semangat juang!". Ucap Yos di detik detik terakhirnya.
 Hujan peluru dan dentuman dari gesekan mesin senjata kian berderu menguasai lautan itu, satu persatu manusia berjatuhan bak butiran kapas dengan darah segar bercucuran dari tubuhnya. Hingga satu tembakan sampai mengenai KRI Matjan Tutul, yang tak lain terdapat komodor Yos Sudarso  di dalamnya.