Mohon tunggu...
Sandra Suryadana
Sandra Suryadana Mohon Tunggu... Dokter - 30 tahun lebih menjadi perempuan Indonesia

Memimpikan Indonesia yang aman bagi perempuan dan anak-anak. More of me: https://sandrasuryadana.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Melamar Kerja ke Papua

9 Februari 2018   09:48 Diperbarui: 9 Februari 2018   15:57 1790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: okezone.com

Semua faktor di atas adalah karakter klasik dari penipuan lowongan kerja. Bila saya tidak berhati-hati dan terjebak perangkap penipuan ini, saya asli amsyong brur. Udah biaya berangkat ditanggung sendiri, kalau diturunin di hutan, ditangkep sama penduduk setempat ala-ala film Apocalypto gimanee? Ayah, Ibu, saya sayang kalian!

Dalam waktu singkat saya segera mengumpulkan informasi, saya menghubungi rekan-rekan lain yang juga diterima kerja bersama dengan saya kemudian saya mencari teman yang memiliki kenalan yang bekerja di sana. Sampai saya menemukan 1 orang kenalan sejawat saya yang sudah menjadi dokter PTT di sana dan beliau mengonfirmasi bahwa semua informasi dan lowongan pekerjaan ini adalah benar, bukan hoax dan bukan penipuan.

Akhirnya dengan berbekal iman dan doa restu dari orang tua saya, saya berangkat ke Teluk Bintuni. Di pesawat saya duduk bersebelahan dengan dr. X dan kami mengobrol ringan.

"Requirement-nya sebenarnya hanya satu, yang penting lulusan universitas negeri. Saya langsung memilih saja 4 besar yang paling meyakinkan dari CV-nya, tidak terlalu sulit karena lamaran yang masuk juga tidak terlalu banyak, mungkin karena Bintuni masih kabupaten baru jadi masih banyak yang ragu. Tapi lamaranmu yang paling pertama saya terima loh, soalnya cuma punyamu yang lengkap bisa dibuka semua filenya, bener kamu kecilin ukuran filenya, yang lain banyak yang gak bisa dibuka, internetnya gak kuat di sana, hehe."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun