Jakarta 6,32%
Indikator ini tidak mendukung premis tersebut karena seharusnya Delhi, Sao Paolo dan Jakarta termasuk kota terbaik karena tingkat penganggurannya bahkan lebih rendah daripada Paris dan London. Jadi ternyata asumsi kita selama ini salah, tingkat pengangguran juga tidak bisa jadi alasan tingginya tingkat kekerasan pada perempuan.
Tingkat Religiusitas
Faktor ini mulai banyak digadang-gadang oleh pihak-pihak tertentu di negara kita untuk mulai mengabaikan Pancasila dan mengarahkan agar hukum negara Indonesia didasarkan pada basis agama tertentu demi tercapainya masyarakat yang lebih beradab. Mari kita lihat apakah dengan menjadikan suatu negara lebih religius bisa menjadikan negara tersebut lebih beradab termasuk pada perempuan.
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh US News bekerja sama dengan Y&R, BAV  Group dan Wharton School University of Pennsylvania, Best Countries of 2018, mengurutkan 80 negara berdasarkan beberapa kategori antara lain 10 Most Religious Country: India, Pakistan, Mesir dan Turki masuk dalam 10 besar negara paling religius. Mengherankan, karena keempat negara tersebut justru ibukotanya termasuk dalam 10 kota paling berbahaya untuk perempuan, sementara 3 negara teraman bagi perempuan yaitu United Kingdom, Jepang dan Perancis bukan negara paling religius.
Jadi jangan lagi ya menggunakan agama untuk menghancurkan NKRI dan Pancasila karena belajar dari negara lain, hanya agama saja tidak bisa menjadikan suatu negara lebih beradab. Coba tebak, negara mana yang paling religius dalam survey tadi? Saudi Arabia. Mereka bahkan menggunakan landasan agama sebagai dasar hukum negaranya, apakah Saudi Arabia masuk 3 besar negara paling beradab, paling aman untuk perempuan? Tidak.
Budaya
Indikator ini saya anggap juga merupakan indikator penting tingginya kekerasan seksual pada perempuan di suatu negara berdasarkan survey Thompson Reuters Foundation. Delhi, Kairo dan Jakarta masuk dalam 10 besar kota dengan praktek budaya yang berbahaya bagi perempuan. Hanya Sao Paolo yang anomali, berada di nomer 17. Paris nomer 11, London dan Tokyo berbagi nomer 15. Praktek budaya yang dimaksudkan dalam survey ini adalah mutilasi genital perempuan, pernikahan paksa termasuk pada anak dan pembunuhan anak perempuan. Â Â Â
Saya pribadi rasanya ingin menambahkan budaya patriarki dalam indikator ini di mana laki-laki merasa dan dianggap superior dibanding perempuan sehingga perempuan tidak mendapatkan kualitas hidup yang setara terutama dalam hal keamanan.
Tingkat Pendidikan
Indikator ini terbukti sangat relevan dengan tingkat kekerasan seksual pada perempuan di suatu negara. Berdasarkan survey dari US News, 3 ibukota paling aman untuk perempuan masuk dalam 10 negara paling berpendidikan. Â Sementara India nomer 32, Brazil nomer 34, Mesir nomer 44 dan Indonesia nomer 52. Jadi ada perbandingan terbalik antara tingkat pendidikan dengan kekerasan seksual pada perempuan.