Mohon tunggu...
Sandra Suryadana
Sandra Suryadana Mohon Tunggu... Dokter - 30 tahun lebih menjadi perempuan Indonesia

Memimpikan Indonesia yang aman bagi perempuan dan anak-anak. More of me: https://sandrasuryadana.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tidak Semua Pelaku Pencabulan Anak Mengidap Pedofilia!

8 Januari 2018   14:27 Diperbarui: 8 Januari 2018   16:38 1908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.inspiringlife.pt

Menanggapi dua berita terkini yang heboh yaitu mengenai ditangkapnya Babeh, seorang guru yang menyodomi 41 anak muridnya dan viralnya video asusila antara seorang wanita dewasa dengan dua orang anak, saya ingin mengkritisi media yang mengarahkan opini publik semua tindakan pencabulan anak adalah tindakan paedofilia. 

Berita-berita tentang pencabulan anak selalu diiringi dengan informasi seputar paedofilia, apa itu paedofilia, bagaimana mengenali paedofilia, cara-cara melindungi anak kita dari paedofilia. Bagi saya ini adalah sesat pikir, kita perlu memiliki perspektif yang berbeda dengan tidak mengidentikkan pencabul anak dengan paedofilia.  

Paedofilia dalam DSM 5 (Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorder 5th Edition) didefinisikan sebagai paraphilia alias kelainan seksual yang melibatkan dorongan dan fantasi seksual terhadap anak prepubertas. 

Faktor penyebab seseorang bisa menjadi paedofilia sampai saat ini masih menjadi kontroversi. Banyak penelitian sudah dilakukan dan menghasilkan beberapa temuan tetapi belum ada satu pun kesimpulan pasti apa yang menjadi penyebabnya.

Beberapa peneliti memperkirakan paedofilia berkaitan dengan paparan androgen selama masa kandungan. Hal ini disimpulkan dari statistic yang menunjukkan banyaknya paedofilia yang kidal dan rasio antara jari tangan kedua dan keempat yang tidak lazim, kedua hal ini dianggap sebagai penanda tidak langsung dari paparan hormon androgen selama masa kehamilan. 

Beberapa penelitian lain memperkirakan paedofilia berkaitan dengan pengalaman selama masa pertumbuhan. Kesimpulan ini didukung dengan banyaknya data penderita paedofilia yang mengalami pelecehan seksual di masa kecil dan atau benturan di kepala yang cukup sering sebelum usianya 13 tahun.

Juga ada yang meneliti keseluruhan fungsi otak penderita paedofilia dan menemukan sebagian besar mereka mengalami penurunan fungsi otak bagian prefrontal cortex yang mengatur perilaku moral manusia.

Atau penurunan volume pada amygdala (bagian otak yang mengatur memori dan emosi) dan hypothalamus (bagian otak yang mengatur produksi hormone), beriringan dengan munculnya beberapa kasus pria dewasa yang tiba-tiba memiliki hasrat seksual terhadap anak-anak, kemudian diketahui bahwa mereka menderita tumor otak yang menekan amygdala dan hypothalamus mereka. 

Setelah tumornya dibuang, hasrat seksual mereka kembali menjadi normal lagi. Semua penelitian yang saya sebutkan di atas masih membutuhkan penelitian lebih lanjut, sayangnya topik mengenai paedofilia bukan topik prioritas bagi masyarakat, termasuk di Indonesia.

Tetapi dari semua kesimpangsiuran, ada beberapa poin yang sudah bisa dipastikan yaitu:

Hanya 50% pelaku pencabulan anak yang didiagnosa paedofilia

50% sisanya tidak memiliki hasrat seksual pada anak-anak tetapi kemampuan sosial mereka tidak cukup mumpuni untuk membangun hubungan emosional dan seksual dengan pasangan yang sebaya, kemudian mereka memanfaatkan anak-anak sebagai penggantinya.

Tidak semua paedofilia mencabuli anak-anak. Ada paedofilia yang memiliki standar moral dan kontrol diri yang baik sehingga bisa membatasi hasratnya hanya sampai pada fantasi saja tetapi ada juga paedofilia yang kekurangan standar moral dan kontrol diri sehingga tidak merasa puas hanya dengan fantasi lalu memanifestikannya dengan tindakan nyata.

Dua pertiga paedofilia memiliki kelainan jiwa yang mengikuti, antara lain gangguan mood atau kecemasan, penyalahgunaan alkohol atau narkotika, obsessive compulsive disorder, narsisistik dan antisosial.

Sementara hampir semua pelaku kejahatan seksual pada anak didiagnosa dengan impulse-control disorder atau ketidakmampuan mengontrol impuls diri.

Jumlah paedofilia laki-laki dengan perempuan hampir sama banyaknya tetapi kejahatan pencabulan anak lebih dominan dilakukan oleh laki-laki. -- hayo, pasti banyak yang menganggap paedofilia hanya laki-laki saja, kan?

Rasio paedofilia homoseksual dengan heteroseksual hampir sama banyaknya yaitu 1,4 : 1, sementara yang biseksual atau tidak diketahui orientasi seksualnya belum ada datanya.

Perspektif lain, mengacu pada studi epigenetik, yaitu studi mengenai hubungan antara ekspresi genetik dengan faktor non genetik, saya meyakini bahwa apabila seseorang dengan ekspresi genetik paedofilia tumbuh dalam keluarga yang fungsional, maka mereka tidak akan menjadi pencabul anak. Sebaliknya, seseorang tanpa ekspresi genetik paedofilia bila mendapat stimulus tertentu di masa pertumbuhannya misalnya mengalami pelecehan seksual pada masa anak-anak, bisa menjadi seorang paedofilia dan atau pencabul anak dan atau pelaku tindak kekerasan seksual lainnya.

Perspektif lain lagi, tahun lalu kita dihebohkan dengan pemberitaan anak muda yang menikahi orang lanjut usia, bahkan tidak hanya 1 pasang tetapi ada beberapa pasang. 

Bila kita lihat lebih jauh  perilaku tersebut juga termasuk kelainan seksual, disebut gerontofilia yaitu kelainan seksual dengan preferensi seksual pada orang lanjut usia. 

Gerontofilia dan paedofilia merupakan subtipe dari chronofilia yaitu suatu bentuk kelainan seksual terbatas pada individu dengan rentang usia tertentu. Bila kita kita memahami bahkan memaklumi gerontofilia, seharusnya kita juga bisa memahami paedofilia.

Mempertimbangkan semua ini saya rasa bijak bagi kita terutama media untuk berhenti membodohi masyarakat dengan selalu melabel pencabul anak sebagai paedofilia. 

Pencabulan anak, child trafficking termasuk jaringan video asusila anak-anak adalah tindakan kriminal berat terlepas dari apakah pelakunya paedofilia atau bukan. Paedofilia adalah kelainan seksual, kondisi mental seseorang. Seorang paedofilia yang tidak melakukan semua tindakan melawan hukum tersebut bukanlah seorang kriminal.

Referensi:

Wikipedia.org

Tenbergen G, Wittfoth M, Frieling H, et al. The Neurobiology and Psychology of Pedophilia: Recent Advances and Challenges. Frontiers in Human Neuroscience. 2015;9:344. doi:10.3389/fnhum.2015.00344.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun