Tetapi saya masih belum menentukan apakah akan merahasiakan alamat rumah ini atau justru mempublikasikannya. Di luar negeri banyak rumah perlindungan yang merahasiakan alamatnya agar tidak bisa dicari oleh pelaku, tetapi ada juga yang justru mempublikasikan agar semakin banyak orang yang bisa membantu, toh juga sangat sulit merahasiakan hal seperti ini.
Saya berharap bisa menampung sebanyak-banyaknya orang, korban yang datang membawa anak-anak juga akan diterima. Saya akan bekerja sama dengan yayasan dan LSM lain, siap menampung semua korban yang mereka bantu. Setiap korban yang datang pertama-tama akan diassess dulu oleh psikolog dan psikiater untuk menentukan penanganan yang tepat dan perkiraan berapa lama mereka bisa siap kembali ke dunia luar.Â
Di luar negeri ada rumah perlindungan yang membatasi waktu residen untuk tinggal tetapi ada juga yang tidak. Jangka waktu tinggal dibatasi untuk memungkinkan lebih banyak korban yang bisa ditampung tetapi pembatasan ini seringkali menyulitkan korban karena belum tentu mereka sudah siap kembali ke dunia luar. Tetapi bila tidak dibatasi banyak korban yang tidak terakomodir. Masih menjadi kontroversi juga.
Akan ada banyak kegiatan di dalam rumah mulai dari kegiatan sehari-hari seperti memasak, berkebun, membersihkan rumah sampai kegiatan pemberdayaan lainnya.Â
Akan ada kegiatan olahraga, latihan bela diri, meditasi, pelajaran agama, ilmu dasar kesehatan, diskusi, berbagai pelatihan lain agar mereka bisa mencari kerja setelah keluar dari rumah. Guru juga akan datang untuk mengajar anak-anak. Psikolog dan psikiater akan melakukan kontrol berkala untuk memantau perkembangan mereka.
Rumah akan dilengkapi fasilitas yang manusiawi. Kebersihan selalu terjaga, makanan bergizi, dinding dipenuhi dengan tulisan yang memotivasi. Akan ada perpustakaan berisi buku-buku self help, buku keagamaan, motivasi dan buku anak-anak.Â
Semua staff wajib lulus pelatihan khusus penanganan korban KDRT. Saya ingin setiap staff memiliki empati yang tinggi, tahu bagaimana berbicara dengan korban dan anak-anaknya, awas mengenali situasi berbahaya dan sigap mengatasinya.
Oh betapa saya berharap impian ini bisa saya wujudkan suatu hari nanti. Saya ingin melihat perempuan dan anak-anak korban KDRT bisa terbebas dari kehidupan yang kelam dan berbahaya, kembali punya harapan akan kehidupan yang tenang dan bahagia, menjadi berani dan mandiri demi hidup mereka sendiri, martabat, harga diri dan kepercayaan diri mereka pulih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H