Pikiran dapat memiliki pengaruh yang kuat pada tubuh, dan dalam beberapa kasus yang terkait dengan kesehatan, bahkan dapat membantu tubuh untuk sembuh. Pikiran bahkan dapat menipu Anda untuk percaya bahwa pengobatan palsu suplemen, makanan, dan lain-lain memiliki efek teurapetik yang nyata. Fenomena ini dikenal sebagai efek plasebo (placebo effect).
Efek plasebo biasanya identik dengan pengobatan medis, tapi sebenarnya di sekeliling kita, banyak sekali efek plasebo yang disusupkan dalam bidang marketing.
Tindakan-tindakan marketing memiliki efek kuat terhadap persepsi konsumen. Keyakinan dan harapan konsumen, seringkali dipengaruhi oleh apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini seringkali dijadikan alat bagi para tim marketing untuk memasarkan produk mereka.
Jurnal yang dibuat oleh BabaShiv, Ziv Carmon, dan Dan Ariely, khusus mempelajari efek plasebo terhadap perilaku konsumen.
Keyakinan ini bisa dilakukan oleh pihak marketing untuk mengunggulkan produk mereka, atau bahkan mengurangi keyakinan konsumen terhadap produk lain yang dikeluarkan oleh pesaing, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Teknik marketing seperti ini sebenarnya didasarkan kepada 2 teori, yaitu Teori Pengkondisian Klasik (Classical Conditioning Theory), dan Teori Harapan (Expectancy Theory).
Pengondisian klasik (juga dikenal sebagai pengkondisian Pavlovian) dipelajari dan ditemukan oleh Ivan Pavlov, seorang ahli fisiologi Rusia. Secara sederhana, dua bentuk rangsangan dihubungkan bersama untuk menghasilkan respons baru yang dipelajari pada seseorang atau hewan.
Banyak iklan yang dibuat oleh produsen secara eksplisit, dimana konsumen tidak sadar bahwa mereka sudah terjebak didalam “iklan” yang dipasarkan secara halus, sehingga terngiang-ngiang di pikiran mereka. Misalnya, ketika tidak meminum produk AMDK tertentu yang sudah biasa dikonsumsi, seseorang akan merasa sering lupa, bingung apa yang akan dilakukan, atau lain sebagainya. Hal yang lain, ketika terkait dengan anak, seorang ibu akan takut apabila tidak menggunakan merek tertentu karena alam bawah sadarnya sudah memberi keyakinan bahwa agar anaknya merasa hangat misalnya, harus menggunakan cairan oles merek tertentu. Banyak contoh lain terkait hal ini.
Apakah ini baik untuk konsumen? Tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Apabila kita merasa ragu atau perlu diyakinkan akan khasiat suatu produk tertentu, secara aktual kita harus melihat spesifikasi produk tersebut, bukan melalui iklan, tapi melalui produknya langsung dan membandingkan terhadap penelitian-penelitian yang sudah dilakukan terhadap bahan yang digunakan oleh produk tersebut, serta untuk mencapai khasiat yang kita inginkan, produk tersebut harus memiliki kandungan apa saja. Hal ini sangat penting untuk dilakukan, apalagi apabila berkaitan dengan kesehatan, asupan makanan, dan segala hal yang akan berpengaruh secara langsung terhadap tubuh kita.
Kesimpulannya, lakukanlah riset yang baik, jauh dari hiruk pikuk iklan, dan pastikan bahwa pemilihan produk kita memang berdasarkan penilaian yang objektif, jadilah konsumen yang bijak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H