Coba kita runut ya bagaimana cara cepat kita bisa mencapai status Swasembada Pangan dan Energi ?, hmm…mari kita cari data-data otentik dan terbuka , kira-kira tanaman apa ya yang bisa secara cepat dan sudah tersedia untuk memujudkan cita-cita swasembada tersebut ? kebutuhannya harus besar dan sudah terbukti menjadi sumber pangan atau terbukti sebagai makanan nenek moyang kita di Nusantara . cek buka google dan pencari lainnya ternyata satu jawabannya , apa itu ? Tanaman sagu ternyata , iya sagu (Metroxylon sagu) , tanaman ini ternyata tergambarkan dibeberapa relief candi Borobudur , wow nenek moyang kita ternyata mengirimkan pesan dari masa lampau langsung ke kita tanpa kita sadari , tanaman yang sudah bertahan ratusan tahun di bumi pertiwi, setelah di recheck lagi ternyata tanaman ini memang merupakan salah satu makanan pokok Nusantara dari Sabang sampai Merauke tanaman ini tersebar pertumbuhannya , yang mengejutkan lagi besar lahannya 6,6 juta Ha , wah sepertinya sangat mencukupi untuk dijadikan salah satu sumber swasembada pangan bangsa Indonesia , dengan luas potensial yang ada apabila kita kelola secara berkelanjutan demi kelestarian, bisa mencukupi untuk komsumsi rakyat Indonesia yang berjumalah 285 juta jiwa bertahun-tahun . wah keren ini tidak perlu lagi kita import bahan pangan pokok atau bahkan bingung untuk mencari lokasi Food estate , takutnya malah lokasi tanaman sagu ini tergerus dan beralih fungsi.
Nah sudah dapat ini tanamannya , perlu pembuktian lagi sepertinya apakah benar dikomsumsi masyarakat Nusantara dahulu sampai sekarang , wah ketemu ternyata memang benar masyarakat dahulu penyuka makanan sagu , dari suku Mentawai sampai papua sudah terbiasa makan sagu , resep makanan sagu banyak tersebar diseluruh Nusantara , dari baso aci, somai , empek empek , mie sagu , kapurung , papeda dan lainnya bisa dilihat di internet seperti www.sago.my.id .
Tapi kenapa ya kok pemerintah belum meliriknya ? apakah ada potensi energi juga di tanaman ini ? coba deh bagaimana , coba kita masukan tanaman sagu ini ke industri5F (www.industri5F.web.id) siapa tahu industri agro terpadu dan terintegrasi ini punya jawabannya .
Menjawab tantangan Prabowo mengenai swasembada pangan dan energi di Indonesia, konsep Sago 5F (Food, Feed, Fiber, Fertilizer, and Fuel) menawarkan solusi yang komprehensif dan terintegrasi. Berikut adalah beberapa poin kunci yang menunjukkan bagaimana Sago 5F dapat memenuhi kriteria tersebut:
1. Sumber Pangan
Sagu merupakan sumber karbohidrat yang kaya dan dapat dijadikan makanan pokok. Dengan memanfaatkan sagu sebagai alternatif makanan, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor pangan. Sagu dapat diolah menjadi berbagai produk makanan seperti mie sagu dan beras analog sagu, yang dapat memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.
2. Pakan Ternak
Sagu juga dapat digunakan sebagai pakan berkualitas tinggi untuk ternak dan akuakultur. Limbah dari pengolahan sagu kaya akan serat dan karbohidrat, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada pakan impor yang mahal. Ini mendukung kemandirian petani dan peternak dalam memenuhi kebutuhan pakan dan tentu menghemat devisa.
3. Sumber Fiber
Ternyata sagu ini bisa juga kita olah Fibernya sebagai sumber untuk industri bioplastik dan biokomposit. Sagu bisa kita olah menjadi kemasan bioplastik yang ramah lingkungan yang bisa terdegradasi di alam secara jauh lebih cepat dari plastik, dengan kekuatan dan bentuk yg sama dengan plastik atau kemasan lainnya , belum lagi kalau dibuat biokomposit atau dalam hal ini papan partikel , limbah sagu jadi bisa langsung diolah selain jadi pakan ternak.
4. Pupuk Organik dan Biochar
Limbah sagu juga dapat diproses menjadi biochar, yang berfungsi sebagai pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah. Penggunaan biochar dapat membantu memperbaiki kualitas tanah di lahan marginal, sehingga mendukung praktik pertanian berkelanjutan dan meningkatkan produktivitas pertanian. Nah bisa juga dijadikan pengganti pupuk import atau alternative pupuk nasional dikala kekurangan pasokan.
5. Sumber Energi Terbarukan
Konsep Sago 5F mencakup pengembangan sumber energi terbarukan dari sagu, seperti bioetanol, syngas ,pellet hitam, dan hidrogen hijau. Dengan memproduksi energi dari sagu, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil dan meningkatkan ketahanan energi nasional. Belum lagi di industri ini energinya dibangkitkan secara mandiri sehingga potensi kelebihan pembangkitan energi bisa disalurkan ke sekitar atau dijual ke PLN .
Konservasi Lingkungan dan karbon kredit
Penanaman sagu di lahan gambut berkontribusi pada konservasi ekosistem dan mitigasi perubahan iklim dengan menyerap karbon dioksida. Sagu memiliki potensi untuk menyerap hingga 10-15 ton CO2 per hektar per tahun, membantu Indonesia dalam upaya pengurangan emisi karbon. Selain itu siklus produksi yang memanfaatkan Nol emisi karbon maka berpotensi menggali pendapatan dari sektor karbon kredit.
Dengan memanfaatkan potensi sagu secara terpadu melalui industri 5F, Indonesia tidak hanya dapat mencapai swasembada pangan dan energi tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Nah terjawab sudah tantangan Bapak Presiden kita ,Bapak Prabowo Subianto , tinggal bagaimana kebijakan beliau , mau mencapai swasembada pangan dan energi saja, atau kalau saya pasti melirik sagu yang mempunyai potensi sebagai salah satu sumber ketahanan pangan, pakan, papan, pupuk dan energi Indonesia. 5 (lima) sekaligus loh pak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H