Mohon tunggu...
Sandi IhsanRafiqi
Sandi IhsanRafiqi Mohon Tunggu... Novelis - Pelajar SMAN 1 Padalarang

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel | Kilas Balik

27 Februari 2020   13:15 Diperbarui: 27 Februari 2020   13:08 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Menurut opini ku ya, kenapa orang tuamu memberikan nama itu kepadamu. Karena orang tuamu ingin melihatmu seperti langit diatas sana. Langit biru, langit biru yang cerah walaupun langit akan berubah menjadi mendung lalu hujan seperti perasaan kita ketika dirundung sebuah masalah hidup yang sangat pahit kenyataannya namun percayalah langit gelap akan berlalu dan akan ada masanya kamu akan diselimuti sebuah kebahagiaan yang tiada taranya".

"MasyaAllah abangku ini bisa saja hahaha".

"Apasih yang engga untuk kamu hahahah"

"Iwwwhhh hahahaa"

Dengan percakapan dan candaan kecil seperti itu aku merasa bahwa aku tidak sendirian memiliki seseorang yang berharga untuku dan hidupku pun terasa lebih berwarna. Sekitar setengah jam kami berbincang-bincang ditengah lapangan yang keadaannya adem itu. Kami memutuskan untuk pulang, nostalgia tentang masa SMAnya sudah cukup. Kamipun berjalan menuju parkiran untuk mengambil motor, sembari berpamitan ke pa usep. Helm dikenakan, kunci dimasukan, mesin dinyalakan, kamipun langsung berangkat untuk kembali. Dalam hati aku merasa entah mengapa motor ini melaju dengan kencang tidak seperti biasanya.

"Dik pelan-pelan bawa motornya".

"Udah biar cepet sampe aman ko tenang".

Motor yang kami naiki semakin kencang melewati mobil-mobil dijalan. Tiba-tiba sebuah truk belok dengan tiba-tiba. Brukkkk!!, motor yang kami naiki terhempas lalu kami terlempar dari motor. Aku hanya mengalami luka-luka ringan, namum Dika mengalami pendarahan cukup banyak. Akupun langsung meminta pertolongan ke sekitar, lalu langsung menelepon ambulan. Dika langsung dibawa ke ruang IDG(Instalasi Gawat Darurat). Tak henti-hentinya aku memanjatkan doa untuk keselamatannya, dalam hati ku berdoa ya Allah tolong sembuhkanlah dia. Jangan dulu kau panggil dirinya ya Allah.

Bersambung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun