Siapa Sosok Sisingamangaraja XII
Patuan Besar Ompu Pulo Batu atau yang lebih dikenal dengan Sisingamangaraja XII merupakan pahlawan Indonesia yang berasal dari tanah batak Sumatera Utara.
Sisingamangaraja lahir pada Tahun 1849 di Bakkara, Tapanuli. Ia merupakan penerus ayahnya yaitu Sisingamangaraja XI yang wafat pada tahun 1849.
Nama si Singamangaraja itu sendiri memiliki arti yaitu "Raja Singa Agung" yang digunakan oleh dinasti keluarga Marga Sinambela.
Di tanah batak, beliau merupakan pemimpin agama Parmalim yang dianggap sebagai dewa dan titisan Batara Guru.
Anggapan tersebut diyakini masyarakat setempat karena beliau mempunyai kekuatan logika yakni kemampuan mengusir roh jahat dan dapat memanggil hujan turun.
Pada awalnya, beliau merupakan tokoh biasa di tanah batak tetapi pada saat koloni belanda datang ke Sumatera Utara, ia melakukan perlawanan karena merasa takut akan hilangnya tradisi batak yang sudah turun temurun dari nenek moyang.
Perlawanan Terhadap Koloni Belanda
Pada tahun 1878, Sisingamangaraja mengadakan upacara keagamaan sekaligus mengumpulkan orang batak dengan tujuan untuk melakukan perlawanan terhadap koloni Belanda.
Awal perlawanan beliau beserta pasukannya mengalami kekalahan yang bertempat di Bakal Batu, Tarutung.
Pada tahun 1883-1884 mereka dibantu oleh Aceh menyerang kembali koloni Belanda yang bertempat di Uluan dan Balige, serta Tangga Batu.
Namun, Belanda tidak tinggal diam, mereka menyiksa, membunuh, dan membakar rumah orang batak yang dicurigai pengikut Sisingamangaraja XII.
Pada tahun 1904, Letkol Belanda yaitu Ernst Van Daalen bersama pasukannya menyerang Tanah Gayo dan daerah di sekitar Danau Toba dengan tujuan mematahkan perlawanan batak yang dipimpin oleh Sisingamangaraja XII. Perlawanan pun berlanjut di daerah Pak-Pak yang dipimpin oleh Kapten Hans Christoffel.
Perlawanan Sisingamangaraja XII bersama pasukannya disebabkan karena mereka khawatir akan tradisi batak yang dilakukan secara turun temurun yaitu parmalim menjadi punah karena adanya penyebaran agama kristen yang dilakukan oleh misionaris Belanda.
Pada tahun 1877, beliau melakukan upaya untuk mengusir organisasi penyebaran agama Kristen dimana rakyat batak dipaksa untuk menganut agama Kristen.
Mulai dari situ terjadilah perang antara rakyat batak dan Belanda yang disebut "Perang Batak".
Akhir Hidup Sisingamangaraja XII
Pada tahun 1907, Sisingamangaraja XII tewas dalam peperangan bersama putrinya yaitu Lopian dan kedua putranya yaitu Patuan Nagari dan Patuan Anggi.
Beliau tewas karena disergap oleh pasukan Belanda Korps Marsose. Namun, beliau melakukan perlawanan dengan senjata Piso gaja Dompak.
Tuhan berkehendak lain, salah satu pasukan Belanda yaitu Kopral Souhoka menembak beliau tepat mendarat di kepala dan itu lah yang membuat beliau tewas.
Beliau dikebumikan di Makam Pahlawan Nasional di Soposurung, Balige pada tanggal 14 Juni 1953.
Karena perjuangan beliau demi menjaga kelestarian tradisi suku di Indonesia, beliau dikukuhkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional dan juga nama beliau diabadikan sebagai nama jalan yang ada di Indonesia hingga saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H