Anak yang Menentang Orangtua: Perspektif Islam dan Ilmu Kesehatan Anak Terkini
Anak yang menentang orangtua adalah tantangan yang sering dihadapi dalam pengasuhan. Dalam Islam, hubungan anak dan orangtua didasarkan pada prinsip kasih sayang, penghormatan, dan bimbingan (QS. Al-Isra: 23-24). Namun, bagaimana Islam dan ilmu kesehatan anak modern menyarankan menangani hal ini secara bijaksana?Â
Mengatasi anak yang menentang orangtua dalam Islam dimulai dengan pendekatan kasih sayang dan dialog yang penuh hikmah. QS. Luqman: 13-19 mengajarkan bagaimana Luqman Al-Hakim menasihati anaknya dengan kelembutan dan pengertian, tanpa kekerasan. Rasulullah SAW juga mencontohkan kesabaran dalam mendidik anak, seperti sabdanya, "Tidaklah kelembutan ada pada sesuatu melainkan ia memperindahnya." (HR. Muslim). Islam mengarahkan orangtua untuk memahami situasi anak, berdoa untuk kebaikannya, dan menjadi teladan dalam perilaku sehari-hari. Dengan menanamkan nilai-nilai agama secara konsisten, anak akan belajar menghormati orangtua dan memahami pentingnya ketaatan sebagai bagian dari ibadah.
Dalam ilmu kesehatan anak terkini, penelitian menunjukkan bahwa pola asuh authoritative parenting, yang menggabungkan disiplin dan kehangatan, efektif mengurangi perilaku menentang pada anak. Komunikasi yang terbuka dan empatik memainkan peran penting dalam mengatasi konflik. Sebuah studi dari Journal of Child and Family Studies menegaskan bahwa orangtua yang mampu mendengarkan perspektif anak dapat membangun hubungan yang lebih sehat. Jika perilaku menentang terus berlanjut, bisa jadi ini tanda adanya masalah psikologis seperti oppositional defiant disorder (ODD), sehingga konsultasi dengan psikolog atau dokter anak diperlukan. Pendekatan integratif, memadukan ajaran Islam dan ilmu kesehatan anak, memberikan solusi yang komprehensif untuk menciptakan keluarga yang harmonis.
Perspektif Islam
Dalam perpektif Islam dalam kondisi perilaku anak yang suka menentan penting dilakukan pemahaman secara kontekstual. Islam menekankan pentingnya memahami situasi sebelum mengambil tindakan. Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang pemimpin yang memimpin rakyatnya, lalu ia mati dalam keadaan menipu rakyatnya, kecuali Allah mengharamkan surga baginya." (HR. Bukhari). Dalam konteks ini, orangtua adalah pemimpin bagi anak-anak mereka. Dalam ilmu kesehatan, pentingnya memahami perilaku anak berdasarkan usianya juga ditegaskan, karena kemampuan anak untuk memahami norma berbeda di setiap tahapan perkembangan.
Langkah utama yang harus diperhatikan adalah membangun Komunikasi Positif. QS. Luqman: 13-19 memberikan contoh bagaimana Luqman Al-Hakim menasihati anaknya dengan lemah lembut. Penelitian dari Journal of Child and Family Studies (2022) menunjukkan bahwa komunikasi yang hangat dan empatik mengurangi konflik antara anak dan orangtua. Orangtua harus menghindari hukuman fisik dan menerapkan pendekatan berbasis dialog untuk memahami alasan di balik perilaku anak.
Hal utama yang sering dilupakan adalah keteladanan sebagai dasar utama penanganangangguan perilaku apada anak. Anak cenderung meniru perilaku orangtua. Rasulullah SAW memberikan teladan bagaimana bersikap sabar dan pemaaf. Dalam psikologi anak, model pembelajaran sosial menyatakan bahwa anak mempelajari perilaku melalui pengamatan. Maka, jika orangtua ingin anak patuh, mereka perlu menunjukkan konsistensi dalam perilaku yang baik.
Dalam Islam penting dilakukan pendekatan Keseimbangan Hukum dan Kasih Sayang. QS. An-Nisa: 19 menyebutkan pentingnya perlakuan yang adil terhadap anggota keluarga. Dalam kesehatan anak, pendekatan authoritative parenting, yakni gabungan antara kedisiplinan dan kasih sayang, terbukti meningkatkan kepatuhan anak. Penelitian menunjukkan bahwa otoritas yang diterima dengan cinta menciptakan rasa hormat yang tulus pada anak.
Ajaran Islam dalam mengatasi emosi pada anak disarankan melakukan Doa yang rutin dan kerkesinambungan. Islam mengajarkan orangtua untuk bersabar dalam mendidik anak (QS. Al-Baqarah: 153). Doa, seperti yang dicontohkan Nabi Ibrahim dalam QS. Ash-Shaffat: 100, dapat menjadi sarana spiritual untuk meminta pertolongan Allah. Ilmu kesehatan juga merekomendasikan teknik manajemen stres, seperti meditasi dan mindfulness, untuk membantu orangtua menghadapi tekanan dari perilaku anak yang sulit.
Dalam Perpespektif Sains Kedokteran Islam