Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Anak Menentang Orangtua: Perspektif Islam dan Sains Kedokteran Terkini

19 November 2024   06:20 Diperbarui: 19 November 2024   06:24 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Perilaku menentang pada anak sering kali merupakan bagian dari perkembangan normal, terutama pada tahap usia tertentu seperti usia prasekolah atau remaja. Dalam kedokteran, ini dapat terjadi karena perkembangan otak anak yang belum matang sepenuhnya, khususnya di area frontal yang mengontrol emosi dan pengambilan keputusan. Faktor lingkungan, seperti pola asuh yang otoriter atau inkonsisten, juga dapat memicu perilaku menentang. Selain itu, stres, gangguan emosi, atau kondisi kesehatan mental seperti oppositional defiant disorder (ODD) dapat memperparah perilaku ini.

Pendekatan utama dalam menangani anak yang menentang adalah menerapkan positive parenting. Ini melibatkan komunikasi yang empatik, memberikan arahan yang jelas, serta menetapkan batasan yang konsisten namun fleksibel. Penelitian menunjukkan bahwa memberikan penghargaan pada perilaku baik lebih efektif dibandingkan hukuman keras dalam mengubah perilaku anak. Teknik seperti time-out dapat digunakan untuk mengurangi eskalasi emosi, sambil tetap memberi kesempatan bagi anak untuk merefleksikan tindakannya.

Perilaku menentang dapat menjadi indikasi masalah psikologis, seperti gangguan oppositional defiant disorder (ODD) atau stres. Evaluasi medis atau psikologis sering kali diperlukan jika perilaku ini persisten dan mengganggu fungsi anak. Islam mengajarkan untuk mencari ilmu sebagai solusi, seperti hadis, "Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga." (HR. Muslim). Islam menekankan pentingnya syura (musyawarah) dalam memecahkan masalah. Dalam konteks modern, orangtua dapat berkonsultasi dengan ahli, seperti psikolog anak atau konselor keluarga, untuk mendapatkan pandangan objektif. Pendekatan ini juga sejalan dengan ilmu kesehatan anak yang mendorong intervensi berbasis bukti.


Jika perilaku menentang anak berlanjut atau disertai gejala lain, evaluasi oleh dokter anak atau psikolog sangat dianjurkan. Pendekatan medis dapat mencakup terapi perilaku kognitif (CBT) untuk membantu anak mengelola emosi dan respons mereka terhadap stres. Dalam kasus ODD atau gangguan lain, program terapi keluarga sering kali direkomendasikan untuk meningkatkan pola interaksi antara anak dan orangtua. Dengan kombinasi intervensi ini, anak dapat belajar mengatasi dorongan menentang, sementara orangtua diberdayakan untuk memberikan dukungan yang lebih efektif.

Menghadapi anak yang menentang orangtua memerlukan pendekatan terpadu antara prinsip Islam dan ilmu kesehatan modern. Dengan menerapkan komunikasi positif, keteladanan, keseimbangan antara hukum dan kasih sayang, serta memanfaatkan dukungan profesional, orangtua dapat membantu anak mengembangkan sikap yang lebih patuh dan hormat. Pada akhirnya, doa dan upaya yang ikhlas menjadi kunci untuk membangun keluarga yang harmonis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun