Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Anak Menentang Orangtua: Perspektif Islam dan Sains Kedokteran Terkini

19 November 2024   06:20 Diperbarui: 19 November 2024   06:24 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

 Anak yang Menentang Orangtua: Perspektif Islam dan Ilmu Kesehatan Anak Terkini


Anak yang menentang orangtua adalah tantangan yang sering dihadapi dalam pengasuhan. Dalam Islam, hubungan anak dan orangtua didasarkan pada prinsip kasih sayang, penghormatan, dan bimbingan (QS. Al-Isra: 23-24). Namun, bagaimana Islam dan ilmu kesehatan anak modern menyarankan menangani hal ini secara bijaksana? 

Mengatasi anak yang menentang orangtua dalam Islam dimulai dengan pendekatan kasih sayang dan dialog yang penuh hikmah. QS. Luqman: 13-19 mengajarkan bagaimana Luqman Al-Hakim menasihati anaknya dengan kelembutan dan pengertian, tanpa kekerasan. Rasulullah SAW juga mencontohkan kesabaran dalam mendidik anak, seperti sabdanya, "Tidaklah kelembutan ada pada sesuatu melainkan ia memperindahnya." (HR. Muslim). Islam mengarahkan orangtua untuk memahami situasi anak, berdoa untuk kebaikannya, dan menjadi teladan dalam perilaku sehari-hari. Dengan menanamkan nilai-nilai agama secara konsisten, anak akan belajar menghormati orangtua dan memahami pentingnya ketaatan sebagai bagian dari ibadah.

Dalam ilmu kesehatan anak terkini, penelitian menunjukkan bahwa pola asuh authoritative parenting, yang menggabungkan disiplin dan kehangatan, efektif mengurangi perilaku menentang pada anak. Komunikasi yang terbuka dan empatik memainkan peran penting dalam mengatasi konflik. Sebuah studi dari Journal of Child and Family Studies menegaskan bahwa orangtua yang mampu mendengarkan perspektif anak dapat membangun hubungan yang lebih sehat. Jika perilaku menentang terus berlanjut, bisa jadi ini tanda adanya masalah psikologis seperti oppositional defiant disorder (ODD), sehingga konsultasi dengan psikolog atau dokter anak diperlukan. Pendekatan integratif, memadukan ajaran Islam dan ilmu kesehatan anak, memberikan solusi yang komprehensif untuk menciptakan keluarga yang harmonis.

Perspektif Islam

Dalam perpektif Islam dalam kondisi perilaku anak yang suka menentan penting dilakukan pemahaman secara kontekstual. Islam menekankan pentingnya memahami situasi sebelum mengambil tindakan. Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang pemimpin yang memimpin rakyatnya, lalu ia mati dalam keadaan menipu rakyatnya, kecuali Allah mengharamkan surga baginya." (HR. Bukhari). Dalam konteks ini, orangtua adalah pemimpin bagi anak-anak mereka. Dalam ilmu kesehatan, pentingnya memahami perilaku anak berdasarkan usianya juga ditegaskan, karena kemampuan anak untuk memahami norma berbeda di setiap tahapan perkembangan.

Langkah utama yang harus diperhatikan adalah membangun Komunikasi Positif. QS. Luqman: 13-19 memberikan contoh bagaimana Luqman Al-Hakim menasihati anaknya dengan lemah lembut. Penelitian dari Journal of Child and Family Studies (2022) menunjukkan bahwa komunikasi yang hangat dan empatik mengurangi konflik antara anak dan orangtua. Orangtua harus menghindari hukuman fisik dan menerapkan pendekatan berbasis dialog untuk memahami alasan di balik perilaku anak.

Hal utama yang sering dilupakan adalah keteladanan sebagai dasar utama penanganangangguan perilaku apada anak. Anak cenderung meniru perilaku orangtua. Rasulullah SAW memberikan teladan bagaimana bersikap sabar dan pemaaf. Dalam psikologi anak, model pembelajaran sosial menyatakan bahwa anak mempelajari perilaku melalui pengamatan. Maka, jika orangtua ingin anak patuh, mereka perlu menunjukkan konsistensi dalam perilaku yang baik.

Dalam Islam penting dilakukan pendekatan Keseimbangan Hukum dan Kasih Sayang. QS. An-Nisa: 19 menyebutkan pentingnya perlakuan yang adil terhadap anggota keluarga. Dalam kesehatan anak, pendekatan authoritative parenting, yakni gabungan antara kedisiplinan dan kasih sayang, terbukti meningkatkan kepatuhan anak. Penelitian menunjukkan bahwa otoritas yang diterima dengan cinta menciptakan rasa hormat yang tulus pada anak.

Ajaran Islam dalam mengatasi emosi pada anak disarankan melakukan Doa yang rutin dan kerkesinambungan. Islam mengajarkan orangtua untuk bersabar dalam mendidik anak (QS. Al-Baqarah: 153). Doa, seperti yang dicontohkan Nabi Ibrahim dalam QS. Ash-Shaffat: 100, dapat menjadi sarana spiritual untuk meminta pertolongan Allah. Ilmu kesehatan juga merekomendasikan teknik manajemen stres, seperti meditasi dan mindfulness, untuk membantu orangtua menghadapi tekanan dari perilaku anak yang sulit.

Dalam Perpespektif Sains Kedokteran Islam

Perilaku menentang pada anak sering kali merupakan bagian dari perkembangan normal, terutama pada tahap usia tertentu seperti usia prasekolah atau remaja. Dalam kedokteran, ini dapat terjadi karena perkembangan otak anak yang belum matang sepenuhnya, khususnya di area frontal yang mengontrol emosi dan pengambilan keputusan. Faktor lingkungan, seperti pola asuh yang otoriter atau inkonsisten, juga dapat memicu perilaku menentang. Selain itu, stres, gangguan emosi, atau kondisi kesehatan mental seperti oppositional defiant disorder (ODD) dapat memperparah perilaku ini.

Pendekatan utama dalam menangani anak yang menentang adalah menerapkan positive parenting. Ini melibatkan komunikasi yang empatik, memberikan arahan yang jelas, serta menetapkan batasan yang konsisten namun fleksibel. Penelitian menunjukkan bahwa memberikan penghargaan pada perilaku baik lebih efektif dibandingkan hukuman keras dalam mengubah perilaku anak. Teknik seperti time-out dapat digunakan untuk mengurangi eskalasi emosi, sambil tetap memberi kesempatan bagi anak untuk merefleksikan tindakannya.

Perilaku menentang dapat menjadi indikasi masalah psikologis, seperti gangguan oppositional defiant disorder (ODD) atau stres. Evaluasi medis atau psikologis sering kali diperlukan jika perilaku ini persisten dan mengganggu fungsi anak. Islam mengajarkan untuk mencari ilmu sebagai solusi, seperti hadis, "Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga." (HR. Muslim). Islam menekankan pentingnya syura (musyawarah) dalam memecahkan masalah. Dalam konteks modern, orangtua dapat berkonsultasi dengan ahli, seperti psikolog anak atau konselor keluarga, untuk mendapatkan pandangan objektif. Pendekatan ini juga sejalan dengan ilmu kesehatan anak yang mendorong intervensi berbasis bukti.


Jika perilaku menentang anak berlanjut atau disertai gejala lain, evaluasi oleh dokter anak atau psikolog sangat dianjurkan. Pendekatan medis dapat mencakup terapi perilaku kognitif (CBT) untuk membantu anak mengelola emosi dan respons mereka terhadap stres. Dalam kasus ODD atau gangguan lain, program terapi keluarga sering kali direkomendasikan untuk meningkatkan pola interaksi antara anak dan orangtua. Dengan kombinasi intervensi ini, anak dapat belajar mengatasi dorongan menentang, sementara orangtua diberdayakan untuk memberikan dukungan yang lebih efektif.

Menghadapi anak yang menentang orangtua memerlukan pendekatan terpadu antara prinsip Islam dan ilmu kesehatan modern. Dengan menerapkan komunikasi positif, keteladanan, keseimbangan antara hukum dan kasih sayang, serta memanfaatkan dukungan profesional, orangtua dapat membantu anak mengembangkan sikap yang lebih patuh dan hormat. Pada akhirnya, doa dan upaya yang ikhlas menjadi kunci untuk membangun keluarga yang harmonis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun