Dalam metaverse, murid dapat menjelajahi dunia nyata dan imajiner secara virtual, terlibat dalam simulasi praktis, dan berkolaborasi dengan teman serta guru dalam lingkungan digital.Â
Teknologi ini menawarkan peluang untuk pendidikan yang lebih personal, akses global, dan pengembangan keterampilan melalui metode yang tidak terbatas pada kelas fisik.Â
Meskipun berpotensi merevolusi cara kita belajar, metaverse juga menghadirkan tantangan dalam hal akses teknologi, keterampilan digital, dan infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung penerapannya secara luas.
Bagi pemerintah Indonesia, tantangan terletak pada pengembangan infrastruktur teknologi dan kebijakan yang mendukung implementasi metaverse secara merata.
 Meskipun ada upaya untuk memperluas akses internet dan perangkat teknologi di sekolah-sekolah, kesenjangan antara wilayah urban dan rural masih menjadi hambatan besar.Â
Selain itu, pemerintah perlu mengatasi masalah pendanaan untuk pengadaan teknologi dan pelatihan sumber daya manusia yang cukup.Â
Tanpa dukungan yang memadai, penerapan metaverse dalam pendidikan berpotensi memperburuk ketimpangan pendidikan di Indonesia.
Metaverse, sebagai salah satu inovasi teknologi terdepan, menghadirkan tantangan besar bagi dunia pendidikan di Indonesia, khususnya di tingkat pendidikan dasar dan menengah.Â
Meskipun menawarkan potensi besar dalam hal meningkatkan pengalaman belajar, implementasinya memerlukan kesiapan dari murid, guru, dan pemerintah untuk menghadapinya.
Tantangan ini melibatkan aspek teknologi, budaya, dan kebijakan yang perlu diatasi secara komprehensif agar teknologi ini bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk pendidikan.
Bagi murid, tantangan utama yang dihadapi adalah kesenjangan akses terhadap teknologi. Di Indonesia, terutama di daerah terpencil atau kurang berkembang, banyak murid yang belum memiliki akses yang cukup terhadap perangkat teknologi canggih dan internet yang cepat.Â