Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Anggur Muscat Yang Cantik dan Manis, Ternyata Ancaman Yang Berbahaya

31 Oktober 2024   07:38 Diperbarui: 31 Oktober 2024   09:40 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Organofosfat dan piretroid merupakan dua insektisida yang paling banyak digunakan di AS ; kedua zat kimia tersebut bersifat neurotoksik bagi hewan. Insektisida dirancang untuk mengganggu sistem saraf spesies target, sehingga menciptakan ketidakseimbangan kimia yang mencegah transmisi normal impuls saraf. 

Insektisida juga dapat memiliki efek neurotoksik pada spesies non-target. Penggunaan insektisida juga telah menyebabkan meluasnya kontaminasi lingkungan perairan . Gejala awal paparan pestisida dapat meliputi sakit kepala, mual, pusing, dan sekresi pernapasan. Dampak kesehatan akut dapat berkisar dari kejang hingga depresi pernapasan. Cara dan lama paparan serta jenis pestisida yang digunakan semuanya memengaruhi dampaknya pada sistem sensorik dan saraf. 

Paparan dengan menghirup pestisida melalui paru-paru bisa lebih beracun, karena usus kita mengandung mikroba yang membantu mendetoksifikasi polutan. 

Paparan pestisida juga dikaitkan dengan kemunduran sensorik . Salah satu kejadian paling menghebohkan  ketika tahun 1960-an di wilayah pertanian Saku, Jepang, ditemukan memiliki insiden cacat penglihatan yang tinggi setelah terpapar organofosfat. Efek penyakit Saku meliputi penglihatan kabur, penurunan penglih gangguan gerakan mata, miopia, dan astigmatisme.  


Jenis buah yang paling banyak mengandung pestisida biasanya adalah buah yang mudah diserang hama dan memerlukan perlindungan intensif dalam budidayanya. Anggur, stroberi, apel, dan pir adalah beberapa jenis buah yang sering terdeteksi memiliki residu pestisida dalam jumlah tinggi. 

Buah-buahan ini umumnya memiliki kulit yang tipis, sehingga lebih rentan terhadap serangan serangga dan jamur, yang mengakibatkan tingginya penggunaan pestisida untuk melindungi hasil panen.

Untuk mencegah dampak buruk dari konsumsi buah yang terkontaminasi pestisida, ada beberapa langkah sederhana yang bisa diambil. Konsumen disarankan untuk mencuci buah dengan air mengalir dan, jika memungkinkan, menggunakan sabun khusus untuk menghilangkan pestisida yang menempel di permukaan. 

Mengupas kulit buah juga dapat membantu mengurangi paparan residu pestisida, terutama pada buah-buahan dengan kulit tipis seperti apel dan pir.

Alternatif lainnya adalah memilih buah organik yang bebas dari penggunaan pestisida, meskipun harganya seringkali lebih tinggi. Dengan langkah-langkah ini, konsumen dapat mengurangi risiko paparan pestisida berbahaya pada tubuh mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun